Translate

Minggu, 01 Juli 2018

Cerita Mudik


Banyak hal yang harus dilakukan selama Ramadhan dan hari raya membuat blog ini kembali terbengkalai sekian lama. Hanya sempat menulis dua tulisan receh (memang tulisan saya receh semua sih wkwk) di sini dan sini, dan bertekad akan rajin mengisi blog ini mulai saat ini :D

Karena suasana lebaran masih sedikit terasa dan karena saya belum punya ide akan menulis apa, jadi ya sudah saya akan cerita-cerita saja tentang mudik lebaran kemarin yang bagi saya cukup fantastis karena harus menghabiskan 20 jam penuh di jalanan.
Ya bagi orang lain mungkin memang tidak ada apa-apanya ya, terutama yang memang biasa melakukan perjalanan mudik dengan jarak yang cukup jauh. Tapi bagi saya dan anak-anak, ini adalah yang pertama kalinya perjalanan mudik dengan waktu selama itu :D
Kami berangkat pada hari minggu kuturut ayah ke kota, tanggal 17 Juni alias hari ke 3 lebaran, dari Purworejo menuju kampung halaman suami di Jakarta.
Pukul 7.35 berangkat dari rumah, mampir sebentar di minimarket dekat rumah ingin membeli jajanan untuk bekal di jalan dan... rak-rak di minimarket itu banyak yang kosong! Banyak yang ingin kami beli dan stoknya habis :( kata masnya, selama lebaran barang memang cepat sekali keluar sementara yang baru belum dikirim. Jadi banyak rak-rak yang masih kosong, huhuhuuu... gigit jari deh, keluar dari minimarket dengan tentengan seadanya.
Dari Purworejo perjalanan masih cukup lancar, dan mulai padat merayap saat masuk Kebumen. Saya sempat ketiduran dan terbangun sudah di daerah Sumpiuh-Banyumas dan dikelilingi macet, hahaha....
Hingga saat makan siang masih setia di Banyumas dan perut mulai keroncongan menuntut haknya. Di perjalanan mudik/balik yang dulu-dulu, saya sering melihat plang-plang bertuliskan BAKMI NYEMEK bertebaran di sepanjang jalan di daerah Banyumas. Penasaran tapi entah kenapa belum pernah kesampaian hehe... sepertinya karena kami lebih fokus mencari nasi kalau ingin makan :D Nah, kali ini saya bilang ke suami kalau tahun ini harus mampir ke salah satu warung Bakmi Nyemek biar tidak penasaran terus.
Masalahnya, di jam makan siang seperti saat itu, susah sekali menemukan tempat makan dengan parkiran yang masih tersisa. Kami melewatkan beberapa warung Bakmi Nyemek karena parkirannya selalu penuh. Syukurlah akhirnya menemukan juga warung Bakmi Nyemek dengan parkiran yang masih menyisakan tempat untuk kami :D
Namanya Bakmi Nyemek Bu Trimo. Tempatnya cukup luas dan nyaman. Ada musholanya juga jadi bisa sekalian sholat Dzuhur. Ada pilihan mau duduk di kursi atau lesehan, kami memilih lesehan supaya suami bisa sejenak tidur-tiduran dan selonjoran meluruskan kaki dan punggung.  
Menunya banyak sekali ternyata di samping Bakmi Nyemek. Dan kami TIDAK memesan bakmi nyemek, hahaha... duh gimana sih katanya penasaran (lol)
Saya dan Raki malah pesan nasi goreng (lagi-lagi maunya nasi, lol), Rafka pesan bakmi goreng, suami pesan apa ya... lupa. Sepertinya soto atau sop... dengan nasi.
Di waktu lebaran dan penuh pemudik seperti saat itu, saya sudah siap sih kalau harganya pasti akan lebih mahal dari biasanya. Jadi saya sudah bilang ke suami: siap-siap ya kalau mahal :D
Dan ternyata tidak semahal yang saya kira hehehe... Alhamdulillah ya... kami bayar seratus ribu dan masih ada kembalian.
Selesai makan siang kembali menembus kemacetan. Rafka lebih sering tertidur dan saya malah bersyukur sih, karena dia sering pusing dan mual kalau sudah terlalu lama di mobil.
Hingga waktu Ashar kami baru mencapai perbatasan Banyumas-Brebes, mampir di sebuah masjid untuk sholat dan beristirahat. Kami lalu bertemu dengan sebuah keluarga yang ternyata juga dari Purworejo. Mereka ini sedang dalam perjalanan hendak mengunjungi sanak kerabat di Cirebon. Mereka bilang mereka akan lewat sebuah jalur alternatif yang baru mereka temukan di google maps yang insya Allah tidak macet, dan menawarkan kami untuk mengikuti di belakang mobil mereka. Jadilah kami mengikuti keluarga itu untuk beberapa waktu dan... kehilangan jejak :D
Bingung karena jalan itu terasa asing, kami asal belok saja mengikuti mobil-mobil berplat B dan kembali ke jalanan yang macet, hahaha.... tapi lega juga sih karena walaupun macet tapi yang pasti kami tidak nyasar :D
Dan sepanjang perjalanan itu yang kami lalui hanya macet, macet, dan macet. 
Terus macet sampai malam dan rasanya sudah tidak bernafsu untuk makan malam, mungkin efek lelah dan mengantuk. Tapi tetap harus makan karena kalau sampai sakit kan lebih repot jadinya. Akhirnya berbelok ke sebuah rumah makan di daerah Tegal, dan baru sadar kalau namanya Rumah Makan Wonosobo Asri.
Agak kecewa sih karena kebanyakan menu sudah habis. Mungkin karena kami datangnya sudah terlalu malam ya, jadi kehabisan. Duh, sudah rasanya tidak nafsu makan, ditambah menu yang kami inginkan sudah tidak ada pula. Mau pergi dari situ juga rasanya sudah terlanjur tidak enak hati. Jadi ya sudahlah makan saja yang ada, yang penting perut terisi biar tidak sakit.
Sudah kucel dan kuyu :D
Setelah makan, sholat, pipis, dan sedikit istirahat, akhirnya kami merasa lebih segar dan siap melanjutkan perjalanan.
Kali ini kami sengaja tidak lewat tol dengan pertimbangan bahwa semua orang pasti akan lewat tol sehingga kemungkinan jika kami lewat tol juga maka akan lebih terjebak macet lagi. Selain itu karena sudah malam, kami yakin bahwa jalan raya biasa akan lebih sepi dibandingkan kalau siang.
Dan benar saja sih, kami melewati jalan-jalan sepanjang Cirebon, Indramayu, Subang, Karawang, dan Bekasi dengan cukup lancar. Di sepanjang jalan, kami bersama para pemudik motor yang sudah akan kembali ke Jakarta dan sekitarnya. Banyak sekali bawaan mereka, tas-tas dan kardus yang diikat di motor, bahkan banyak yang membawa bayi dan anak kecil.
Pom-pom bensin dan masjid tampak ramai dengan para pemudik motor yang sedang beristirahat.
Dan karena sudah cukup larut dan lumayan lelah, suami juga mulai sering berhenti untuk sekedar meluruskan tubuh dan tidur-tidur ayam untuk men-charge tenaga.
Setelah menempuh perjalanan dengan penuh sabar dan lelah, mulai kembali bersemangat setelah masuk Jakarta, Alhamdulillah...
Sampai rumah tepat pukul 03.30 jadi total kami menghabiskan waktu di jalan selama 20 jam penuh :D dan ini baru pertama kalinya sih, karena biasanya perjalanan Purworejo-Jakarta atau sebaliknya paling kami hanya menghabiskan waktu kurang dari 15 jam.
Kalau temans, gimana cerita perjalanan mudiknya? Terima sudah membaca dan mohon maaf lahir & batin :)

3 komentar:

  1. Wah ini mudiknya pas mudik balik puncak sih y mb hihi jd kebaian macet arah jkt
    Paling pe er tu klo uda tgl2 segitu daerah gombong bumiayu brebes mb, maceeeet..

    Bakmi nyemek bu trimo aku sering bgt baca tulisan iklannya, heranku sepanjang jln reklame resto tu ga ada jeda y mb, tiap brp meter ada hahaha, jdlah klo liwat situ seringnya aku sibuk baca reklame walopun ga turun

    Waha ternyata ujung2e pesen nasgor,

    Yg resto kedua, sama loh kyk aku, klo dah terlanjur di resto walo makanan yda pada ntek ntekan, tp mw cabut sungkan huhu

    BalasHapus
  2. Mudik memang penuh suka duka ya mbak. Kalo aku mudik ke arah Yogya dari Jakarta. Selalu berusaha nyari jalan alternatif ketika jalur utama kayak Kali Prupuk Bumiayu gitu macet total. Jadinya muter2 lewat Purbalingga Slawi dll hehe. Salam kenal ya

    BalasHapus