Ketika
masih kecil dulu, saya biasa bertukar kado ulang tahun dengan para sepupu.
Beranjak remaja, saya juga bertukar kado ulang tahun dengan para sahabat.
Menyenangkan. Itu yang saya dan sahabat-sahabat saya rasakan ketika itu. Bukan
hanya yang sedang berulang tahun dan mendapat kado saja yang merasa senang,
tapi yang lain, yang sibuk berburu kado juga merasa asyik, seru, dan senang.
Translate
Kamis, 31 Desember 2015
Rabu, 25 Maret 2015
Antara Saya dan Lemper
Tiba-tiba saja
saya ingin makan lemper. Saya kangen, sudah berabad-abad rasanya sejak terakhir
kali saya makan lemper (jangan percaya ya, ini hanya hiperbola saja).
Kalau ada yang
belum tahu lemper (yang sepertinya sangat tidak mungkin ya…), lemper adalah
makanan yang terbuat dari beras ketan yang dikukus dengan campuran santan, daun
salam, daun jeruk, dan garam. Setelah matang lalu dibungkus memakai daun pisang
dengan isian daging, abon, atau serundeng. Setelah itu lemper bisa langsung
disantap. Atau kalau mau bisa dipanggang atau dibakar terlebih dahulu. Rasanya?
Hmm… gurih-gurih nikmat gimanaaa gitu berpadu dengan rasa isiannya yang
beraneka ragam.
Selasa, 17 Maret 2015
Amplop Lebaran
Lebaran,
menjadi salah satu moment yang paling saya tunggu-tunggu semasa kecil dulu.
Saat itulah saya dibelikan baju baru, berkumpul dengan para sepupu, dan
mendapatkan banyak uang saku.
Tradisi
di desa nenek saya setelah menjalankan sholat Ied adalah berkeliling desa
mendatangi rumah demi rumah untuk bersilaturahmi dan saling bermaafan. Semua
rumah di seluruh penjuru desa mengadakan open
house di hari itu. Biasanya anak-anak kecil termasuk saya sudah menyiapkan
sebuah dompet khusus untuk menampung uang recehan yang sudah disiapkan oleh
pemilik rumah dan akan dibagikan kepada setiap anak kecil yang datang.
Minggu, 15 Maret 2015
Pendatang Baru di Rumah Kami
Sedikit
terkejut dan bertanya-tanya ketika kedua buah hati saya pulang bersama ayahnya
sambil membawa sebuah sangkar dengan 2 ekor burung mungil di dalamnya.
Memori
saya segera terbang ke 12 tahun silam, di awal-awal pernikahan. Saya mengatakan
pada suami bahwa saya tidak mau dan tidak ingin ada burung di rumah kami. Itu
karena sejak kecil, bapak saya memelihara beberapa ekor burung di rumah dan
saya selalu sebal karena lantai selalu kotor dengan ceceran makanan maupun
bulu-bulunya. Jadi, setelah menikah dan tinggal terpisah dengan orang tua, saya
segera menerapkan peraturan tidak boleh ada burung di rumah.
Sabtu, 14 Maret 2015
Saya dan Jeruk Nipis
Jeruk
Nipis? Hmm… siapa sih yang tidak mengenal keluarga jeruk yang satu ini? Saya
bahkan sudah mulai akrab dengan si mungil nan imut ini sejak masih kecil,
karena ibu saya sering kali menggunakannya sebagai salah satu bumbu dalam
beberapa masakannya.
Pun
saat saya sakit, dan kebetulan nenek sedang berkunjung ke rumah, jeruk yang
satu ini juga akan setia menemani keseharian saya. Almarhumah nenek saya dulu
begitu telaten meramu si jeruk dan menjadikannya obat untuk beberapa penyakit
ringan saya seperti flu atau batuk. Kalau teman-teman ingin mencobanya, ini
saya berikan resep ala nenek saya:
Langganan:
Postingan (Atom)