Main Dan Makan Di Jodo Plaza Purworejo

Sejak Jodo Plaza dibuka di Purworejo, saya memang selalu berusaha untuk menghindari food courtnya. Bukan apa-apa sih, masalahnya food courtnya itu berdekatan dengan tempat permainan.

Dan biasanya kalau sudah ketemu dengan tempat permainan begitu Rafka pasti merengek untuk main dan tiba-tiba saja dompet jadi menipis. Hehe...

Sebenarnya sih saya selalu berusaha membatasi dengan membeli koin dengan jumlah yang sudah kami sepakati, dengan perjanjian kalau koin sudah habis, ya sudah. Tapi seringnya saya lemah ketika melihat wajah Rafka yang sedih ketika koinnya habis padahal masih ada beberapa permainan lagi yang ingin dia mainkan. Lama-lama saya jadi curiga, jangan-jangan wajah sedihnya itu hanyalah acting semata. Hihihi...

Jadi begitulah ya, ketika melihat food court di Jodo Plaza ini letaknya tepat bersebelahan dengan tempat permainan,  saya jadi menahan diri untuk sebisa mungkin tidak jajan di sana.

Sampai beberapa waktu yang lalu ketika akhirnya langkah kami terseret juga kemari, Rafka ternyata tenang-tenang saja. Dia hanya masuk sebentar dan melihat-lihat sambil menunggu makanan pesanannya datang. Setelah itu kembali ke meja, duduk manis dan makan tanpa sedikitpun berbicara tentang tempat permainan itu. Saya jadi lega. Mungkin Rafka sudah bosan. Mungkin dia sudah tidak tertarik lagi. Alhamdulillah.

Dan kemarin, saya sudah santai saja mengajak anak-anak makan di sini lagi. Dan.... Rafka kambuh dong....

Dia merengek minta main dulu. Jadi yang dia tenang-tenang saja tempo hari itu...?

Singkat cerita, akhirnya main juga.

Karena kebetulan sedang belanja di sini, saya lalu ingat pernah lihat kedai soto kudus dan saya ingin mencoba. Akhirnya sekalian saja kami semua makan siang di sini.

Kalau papanya anak-anak sudah punya tempat makan favorit yaitu kedai nasi rames yang letaknya tepat bersebelahan dengan Bargazo Chicken. Katanya masakannya enak.

Rafka, tempo hari beli mi ayam di Bargazo Chicken, sekarang pesan paket ayam di Bargazo Chicken lagi. Sedangkan Kak Raki langsung menuju ke Watoshi, kedai bento dan sushi tempat dia pesan makanan juga tempo hari. Lah... semua sudah punya tempat favorit sendiri-sendiri.

Ya sudah, saya juga langsung cuzzz memesan soto kudus idaman. Lalu saya melihat kedai serba tahu, dan ada menu tahu gejrot, makanan kesukaan saya semasa masih tinggal di Bekasi, dan belum pernah saya temui lagi sejak pindah ke sini. Ya sudah langsung saja saya pesan juga.

Soto kudusnya lumayan. Seger. Tapi kalau boleh jujur, saya pernah makan soto kudus yang rasanya lebih enak daripada ini. Tapi ini juga lumayan sih, paling tidak mengobati kerinduan saya terhadap soto kudus. Isiannya biasa: nasi, ayam, kol dan tauge.

Kalau tahu gejrotnya... emm... gimana ya, kuahnya agak keasinan. Dan rasanya tidak seenak tahu gejrot yg biasa saya beli di Bekasi dulu. Saya tidak begitu paham apa yang kurang. Mungkin gula jawanya, kalau kata papanya mungkin kurang cuka. Lah memangnya kuah tahu gejrot pakai cuka? Atau mungkin kurang asam jawanya? Entah ya rasanya kok abstrak, hihihi.....

Tapi tahunya lebih kriuk karena sepertinya digoreng dulu sesaat sebelum disajikan. Jadinya ada sensasi krispinya. Itu saja sih yang saya suka.

Dan tiba-tiba saja saya jadi penasaran pengen buat tahu gejrot sendiri di rumah. Yang sesuai selera tentunya...

Googling dulu resepnya ah....