Translate

Senin, 15 Agustus 2016

Pentingnya Ikut Memperingati Pekan ASI Dunia Untuk Mempromosikan, Mensosialisasikan, Dan Mengkampanyekan ASI



Memberikan yang terbaik untuk buah hati tentu adalah impian setiap orang tua bahkan sejak sebelum anak-anak mereka terlahir di dunia.

ASI merupakan salah satunya. Bagi bayi yang baru saja dilahirkan, ASI begitu penting untuknya dalam bulan-bulan pertama kehidupannya.
Dalam setiap tetesnya, ASI membawa bukti kasih seorang ibu kepada anak-anak mereka. ASI juga merupakan bentuk cinta dan anugerah dari Tuhan untuk setiap hambanya yang baru saja menyapa dunia.
ASI adalah bahan makanan yang paling fitrah, paling baik, dan paling mudah diterima oleh bayi. Itu karena protein yang terdapat pada ASI adalah kelompok protein yang sangat halus, lembut, dan mudah dicerna oleh usus bayi. ASI juga mengandung mineral yang lengkap, yang meskipun kadarnya relatif rendah, namun cukup untuk bayi sampai berusia 6 bulan.
Sayangnya, tidak semua ibu di dunia ini yang bisa mendapatkan kesempatan yang begitu indah mengalirkan ASI ke tubuh bayi-bayi mungil mereka. Ada begitu banyak faktor penyebabnya. Saya tidak begitu paham faktor apa saja yang membuat hal itu terjadi. Di sini saya hanya ingin menceritakan faktor yang saya alami, kenapa saya tidak berkesempatan menyusui.
Kurangnya dukungan, ilmu, dan informasi. Adalah penyebab utama yang saya rasakan sehingga saya gagal ASI.
Ketika itu saya belum akrab dengan internet seperti saat ini. Majalah-majalah yang saya baca juga bukan yang tentang parenting dan tentu saja informasi tentang ASI sangat jauh dari kehidupan saya.
Bu Bidan yang menangani kehamilan saya juga hanya berkata: “Maem sayur yang banyak ya, biar ASInya lancar...”  Saya yang sebenarnya sangat tidak menyukai sayur, saat itu hanya berucap dalam hati, ‘yah kalaupun nanti ASI tidak lancar, kan sudah ada susu formula...’  Dengan anggapan seperti itulah, saya menjalani kehamilan anak pertama. Tanpa ada yang mengoreksi, tanpa ada yang meluruskan, tanpa ada bacaan-bacaan dan informasi betapa pentingnya ASI untuk bayi.
Saya memang berusaha menyusui ketika anak saya lahir. Saya berusaha memompa ASI walaupun hanya mendapatkan beberapa tetes saja. Saya memakan banyak sayur dan buah dengan harapan ASI bisa keluar... yang ternyata itu sudah terlambat. Karena menurut dokter anak saya, seorang ibu yang menginginkan ASInya lancar itu bukannya memakan banyak sayur dan buah setelah bayi dilahirkan, melainkan memulai makan sayur dan buah sejak awal kehamilan, bahkan lebih baik lagi sebelum kehamilan.
Oh, ok. Done. Kebetulan saya memang tidak menyukai sayuran. Jadi sejak dokter anak saya mengatakan hal itu, saya berhenti makan sayur. Dan saya mantap memberikan susu formula untuk anak saya.
Bagaimana dengan keluarga saya? Suami...? dan orang tua?
Ya, saya mendapat dukungan penuh dari mereka. Dalam arti, kalau saya ingin terus berjuang untuk bisa menyusui, tentu mereka akan mendukung sepenuhnya. Tapi jika saya memutuskan untuk berhenti berjuang dan menyerah pada susu formula, mereka juga akan mendukungnya. Demi kenyamanan saya, mereka menyerahkan pilihan kepada saya.
Apakah saya menyalahkan mereka? Tentu tidak. Jika saya pun miskin informasi, kenapa harus menyalahkan mereka yang juga minim informasi?
Dan saya rasa, saya tidak sendirian di sini. Saya rasa, masih banyak lagi ibu-ibu di luar sana yang belum paham betul betapa pentingnya ASI untuk bayi. Mereka butuh informasi.
Itulah kenapa kita sangat perlu untuk terus mempromosikan ASI, mengedukasi sekaligus mendukung, mendorong, dan menyemangati para ibu supaya mereka mau berjuang sekuat tenaga untuk memberikan ASI.
Salah satunya adalah dengan ikut menyemarakkan Pekan ASI Dunia yang diperingati setiap tanggal 1-7 Agustus.
Pekan ASI Sedunia diadakan dengan maksud untuk mensosialisasikan kepada masyarakat di seluruh dunia bahwa sangat penting memberikan ASI untuk bayi. Sampai saat ini, ada sekitar 170 negara yang telah ikut menyelenggarakan Pekan ASI sedunia dengan rangkaian acara yang beragam dengan koordinasi dari World Alliance For Breastfeeding Action (WABA), dengan bantuan dari beberapa organisasi besar seperti WHO dan UNICEF.
Sudah sepatutnyalah kita berjuang bersama agar bayi-bayi di seluruh dunia mendapatkan haknya. Agar tercipta generasi-generasi penerus yang tangguh dan siap menggantikan tugas-tugas kita menjadi khalifah di dunia.

5 komentar:

  1. saya setuju mba bahwa dukungan, ilmu dan informasi sangat berperan pada ibu agar bisa memberikan ASI-nya tanpa kendala

    BalasHapus
  2. Saya dulu menyusui. Untungnya didukung penuh oleh suami. Oleh orang tua malah nggak. Suka dipengaruhi sampe diomeli spy ngasih sufor ke bayi saya -_-
    Tapi ah, itu sudah berlalu. Jadi ujian yang alhamdulillah teratasi :)
    memang kita perlu nulis yang seperti ini, ya Mbak supaya makin banyak ibu yang sadar untuk menyusui bayinya

    BalasHapus
  3. Iya mbak salah satu agar orang2 sekitar bisa mengerti tentang manfaat ASI adalah dengan kita ikut berusaha mempromosikan ASI tapi mungkin memang dibeberapa pihak ada yang benar-benar kesusahan dalam menjalani proses ASI tersebut.

    BalasHapus
  4. semoga dengan tulisan mba Rita semakin banyak perempuan yang menyiapkan diri untuk memberi ASI kepada anaknya ya mba... terimakasih telah berbagi tentang ASI dan segala ceritanya mba... :D

    BalasHapus
  5. Semoga semakin banyak ibu yang maksimal berusaha memberikan ASI bagi anak-anaknya. Aamiin

    BalasHapus