Translate

Senin, 05 Februari 2018

Antara Belanja Dan Bahagia




Apa hubungannya coba? Memangnya ada?
Sebenarnya... Ada sih kalau buat saya, hehe....

Kalau boleh jujur, belanja memang membuat saya bahagia. Saat saya merasa jenuh dan stress dengan rutinitas hidup, belanja seperti siraman air di tengah gurun pasir. Menyejukkan, melegakan.... membuat ketagihan.
Ini maksudnya bukan belanja kebutuhan primer atau kebutuhan rumah tangga lainnya ya. Maksud belanja di sini adalah membeli barang-barang remeh tidak penting tanpa guna yang ujung-ujungnya nanti hanya akan menuh-menuhin rumah saja.
Saya tidak perlu barang-barang branded yang mahal. Sekedar pouch murah meriah pun sudah cukup mampu menyenangkan hati saya. Pokoknya asal pulang ke rumah bawa tentengan saja.... hehe....
Seperti kotak makan di bawah ini

Ini murah meriah sekali, 50 ribu rupiah saja sudah dapat 12 buah. Jauh sekali kan dengan tupperw*re yang kalau sepaket seperti ini bisa sekitar 500 ribuan ^_^
Tentu jangan menanyakan soal kualitas. Ini plastiknya tipiisss... sekali dan beberapa ada yang tutupnya susah ditutupkan. Ya soalnya kan murah yaaaa... dilarang komplain hahaha........
Lalu kalau sudah tahu kualitasnya begitu, kenapa di beli juga?
Karena warnanya pink. Zzz -_-
Iya, saya tahu. Untuk urusan belanja-belanji saya termasuk kategori boros, sembrono, dan kurang perhitungan. Saya tahu dan sebetulnya, saya sedang berusaha untuk berhenti.
Sulitnya adalah, ketika sedang dilanda kejenuhan dengan rutinitas keseharian, maka saya akan merasa bahwa membeli sesuatu adalah jalan keluar supaya pikiran saya bisa kembali fresh dan bersemangat.

Sedang berusaha untuk merubah mindset itu sih, tapi masih sulit -_-
Padahal kalau sedang beres-beres rumah dan melihat barang-barang bertumpuk dan kurang bermanfaat saya selalu berkata pada diri sendiri: sudah ya, stop bela-beli lagi! Dan lalu bertekad kuat tidak akan beli apapun lagi.
Tapi beberapa hari kemudian saya pasti ingin beli sesuatu lagi (ini semacam penyakit atau apa?).
Sedikit bercerita tentang kotak makan berwarna pink di atas itu:
Saya sudah melihatnya berbulan-bulan yang lalu sebenarnya. Tapi ketika itu suami melarang. Saya pun menurut dan sempat berpikir: untung dilarang, jadi bisa agak direm nih..... *senang
Sampai beberapa bulan kemudian kami dipertemukan kembali.. dan saya kembali tergoda >_<
Sebenarnya sempat tidak ingin membeli karena saya kira yang warna pink sudah habis. Ternyata masih ada, tinggal satu-satunya, nyelip di bagian belakang ^_^ tambah kuat deh keinginan saya untuk memiliki hfftt......
Iya saya tahu kebahagiaan yang saya rasakan saat berbelanja ini hanya semu, tidak permanen. Karena meskipun menyenangkan, namun kebahagiaan karena berbelanja ini tidak tahan lama.
Saya sering merasa bahwaa kebahagiaan setelah berbelanja itu bukan kebahagiaan yg sebenarnya, karena saya pun sering menatap lama-lama barang yang habis saya beli sambil ngomong dalam hati, bener gak sih ini bikin gue bahagia?
Lalu kemarin saya iseng mengkalkulasi barang-barang tidak penting yang menumpuk di rumah dan... alamakjan...... barang2 murah itu kalau dikumpulkan harganya jadi banyak juga ternyata....
Saya sedang mencoba trik baru buat diri sendiri nih, mudah-mudahan sih berhasil.
Jadi sekarang setiap saya melihat barang-barang remeh tidak penting dan saya ingin beli, maka saya hanya akan melihat harganya, tanpa membeli, hehe....
Nah misalkan harganya 10 ribu, maka saya akan masukkan uang 10 ribu ke dalam sebuah stoples. Dan saya akan terus memasukkan uang ke dalam stoples setiap kali saya berhasil menahan keinginan membeli sesuatu. Jumlah yang saya masukkan harus sama dengan harga barang yang saya inginkan tapi tidak saya beli.

Feeling saya sih, kalau bisa konsisten, sepertinya tidak lama lagi saya bisa beli gadget baru dari uang-uang di stoples ini hihihi....
Dan saya ingin tahu nantinya mana yang bisa membuat saya lebih bahagia... mengumpulkan barang-barang remeh tak berguna atau mengumpulkan uang. ^_^
Sekian postingan tidak penting kali ini dan terima kasih sudah membaca... ^-^

6 komentar:

  1. Sama kak sama.. Kita tos dulu yuk, aku juga bukan tipe org yg belanja harus berbranded gitu, asal apa yg diinginkan terwujud udah seneng bgt meski harganya nggak seberapa.. Btw semoga lebih bikin bahagia menabung ya :)

    BalasHapus
  2. Dulu, duluuuu sekali, saya suka membeli barang-barang yang bisa digunakan untuk wadah-wadah gitu semacam toples. Ternyata memang dibutuhkan kalau pas mau bawa makanan dari rumah.

    untuk perabotan dapur, saya selalu memberi barang yang pasti saya pakai dan sering enggak cuma sesekali.

    Kalau sekarang, tidak lagi. Saya kok fokus mengumpulkan uang untuk memperingan pelunasan ONH hhh. Kalau lihat barang-barang yang menarik, saya akan bilang halah paling-paling ora kanggo. Duwite nggo tuku emas wae hehe, mekaten mbak Rita

    BalasHapus
  3. Ha ha ha..kalau container plastik2 begitu saya agak picky sih mbak...mesti yang emang lulus sensor...karna buat wadah makanan, takut ada apa2...

    BalasHapus
  4. Sekarang saya menghindari belanja di saat hati sedang stress. Memang sih sempat bikin bahagia. Tapi setelah stressnya hilang malah jadi galau lagi. Kadang yang saya belanjain itu bukan sesuatu yang saya butuhkan. PAdahal kadang saya suka kala kalau belanja saat lagi stress :D

    BalasHapus
  5. Aduh ini aku alami banget nih. Buka buka onlines shop trus belanja dan merasa bahagia. Hihihi

    BalasHapus
  6. apalagi kalau barangnya lucu dan murah, pasti bikin mupeng ya mbak
    tapi strateginya boleh juga tuh dicoba, bisa beli barang yang memang benar-benar diinginkan atau diperlukan

    BalasHapus