Translate

Minggu, 15 Maret 2015

Pendatang Baru di Rumah Kami


Sedikit terkejut dan bertanya-tanya ketika kedua buah hati saya pulang bersama ayahnya sambil membawa sebuah sangkar dengan 2 ekor burung mungil di dalamnya.

Memori saya segera terbang ke 12 tahun silam, di awal-awal pernikahan. Saya mengatakan pada suami bahwa saya tidak mau dan tidak ingin ada burung di rumah kami. Itu karena sejak kecil, bapak saya memelihara beberapa ekor burung di rumah dan saya selalu sebal karena lantai selalu kotor dengan ceceran makanan maupun bulu-bulunya. Jadi, setelah menikah dan tinggal terpisah dengan orang tua, saya segera menerapkan peraturan tidak boleh ada burung di rumah.


Nah, bisa dibayangkan bagaimana perasaan saya ketika melihat mereka bertiga pulang dengan membawa 2 ekor burung? Kesal rasanya karena mengira suami sudah tidak peduli lagi dengan komitmen dalam rumah tangga kami.

Namun niatan untuk mengomel panjang lebar segera luruh ketika suami menjelaskan bahwa anak-anak lah yang merengek minta dibelikan burung. Apalagi melihat si dedek yang begitu kegirangan mengajak bermain burung-burung itu. Oh baiklah, saya terpaksa menerima kehadiran kedua pendatang baru itu kalau tidak ingin terkucil di tengah keluarga sendiri. Sengaja saya pasang muka semanyun mungkin agar suami tahu kalau saya belum sepenuhnya ikhlas menerima keputusan sepihak ini.

“Mama, burungnya mau disayang…! Burungnya mau disayang…!”  Si dedek terus menarik-narik saya untuk mendekat ke sangkar. Hmm… burungnya bagus juga. Mungil dan berwarna-warni.

“Ini namanya burung lovebird, Ma” Si kakak ikut antusias menjelaskan. Ooh… jadi ini to yang namanya burung lovebird. Bagus juga, hehehe…..

Warnanya itu lho, bikin hati ceria dan berbunga-bunga. Suami membeli sepasang. Yang jantan berwarna campuran hijau tua, hijau muda, kuning dan oranye. Dan sedikit kehitaman di puncak kepalanya. Paruhnya berwarna merah menyala. Kalau yang betina hampir seluruh bulunya berwarna biru, dengan sedikit kehitaman di puncak kepala dan paruh berwarna pink.

“Ma, namanya siapa? Dikasih nama siapa?” Tanya si dedek. Eh? Kok pakai acara dikasih nama segala? Ya sudahlah, demi anak-anak, saya dengan suka rela ikut memikirkan nama untuk mereka. Saya, kakak dan dedek sibuk berdiskusi memikirkan nama yang tepat. Suami tidak ikut dalam rapat pemilihan nama ini. Beliau segera masuk ke dalam rumah dan hati saya segera diliputi kecurigaan. Jangan-jangan beliau sedang tertawa dalam hati sambil berkata: “Nah lho, siapa sekarang yang paling bersemangat?”

Segera saya tepis jauh-jauh rasa curiga itu dan kembali sibuk memikirkan nama untuk kedua lovebird ini. Dan setelah melalui perdebatan yang sukup panjang, akhirnya diputuskan nama GARAM untuk si jantan, dan MERICA untuk si betina (terinspirasi dari salah satu novel Fear street sebenarnya, hihi)


Setelah proses pemberian nama selesai, saya kok jadi ingin berlama-lama berada di dekat mereka ya? Apalagi si Merica sepertinya begitu menyukai saya. Eh? Apa iya begitu?

Bener lho. Setiap kali mendengar suara saya, si Merica jadi heboh sendiri berusaha mendekati saya, paruhnya dikeluarkan mungkin minta disentuh (sampai sekarang saya belum berani menyentuh mereka). Saya pun jadi lebih sering menggoda dan memanggil-manggil si Merica. (Saya tidak terlalu berminat pada si Garam karena dia stay cool meskipun digoda-goda).

Adanya Garam dan Merica di rumah membuat saya penasaran tentang burung jenis ini. Saya pun mencoba mencari-cari di google dan bertemu dengan informasi ini:

Burung yang berasal dari Afrika ini dijadikan simbol cinta dan melambangkan kerukunan dalam berpasangan. Jika dua ekor lovebird (jantan dan betina) disatukan dalam satu kandang, mereka akan menjadi sepasang kekasih yang tidak mau dipisahkan. Dan jika salah satu di antara mereka mati, maka yang lain akan stress dan akhirnya akan mati juga.

Lovebird adalah spesies terkecil dari burung beo yang hidup berkelompok di habitat aslinya. Mereka biasanya terdiri dari 5 sampai 20 ekor dan hidup sebagai keluarga besar dalam setiap aktivitasnya. Hanya pada musim kawin saja mereka hidup terpisah dan berpasang-pasangan.

Sarang lovebird di habitatnya adalah di lubang pohon, dan sarang yang ditinggalkan oleh burung kenari atau burung pipit. Kelompok lovebird lebih menyukai dataran rumput yang tinggi/perbukitan dan dekat dengan sumber air. Mereka hidup secara nomaden. Jika daerah yang mereka tinggali dilanda kekeringan, maka mereka akan pindah mencari tempat lain yang lebih menjanjikan.

Lovebird makan berbagai jenis makanan tetapi lebih menyukai jagung, padi, dan wijen. Lovebird adalah burung yang lincah, suka dimanja, cepat jinak, dan menggemaskan (pantas si Merica sepertinya kolokan sekali sama saya hehehe….).

Memelihara lovebird harus telaten menjemurnya setiap pagi, karena cahaya matahari sangat penting untuk mereka. Jadi, burung ini mempunyai kelenjar uropygial yang terletak di pangkal ekornya, dan kelenjar ini akan mengeluarkan semacam minyak yang kemudian menyebar ke seluruh bulu-bulunya ketika terkena cahaya matahari, dan minyak ini akan berubah menjadi vitamin D yang tentu saja akan membuat lovebird tetap sehat.

Lovebird ternyata memiliki jenis-jenis yang banyak, nanti kapan-kapan saya uraikan satu persatu ya, sekarang saya mau menggoda-goda si Merica dulu.
Referensi:

10 komentar:

  1. Tetangga daku jg ada yg punya mak, cakep memang, warna warnanya menggoda...titip slm sm garam n merica ya mak :)

    BalasHapus
  2. ok nanti aku salamin mak :) padahal dulu paling anti sama burung. tapi gara2 warna-warninya sekarang jadi pengen liatin terus hehe..... makasih ya sdh mampir

    BalasHapus
  3. Kalau ada foto lovebirdnya mungkin tambah bagus, mbak :D

    BalasHapus
  4. iya ya, setelah terposting baru sadar kalau tdk ada fotonya hehe.... makasih sdh mampir mbak :)

    BalasHapus
  5. love birds memang cantik cantik ya mak warnanya...pengen liat fotonya juga niiih ehehe

    BalasHapus
  6. iya mak nanti kapan2 tak fotoin lovebirdnya. kemarin sudah takfoto tapi berhubung burungnya mungil sementara sangkarnya besar jadi yg tampak sangkarnya aja hehe.....

    BalasHapus
  7. Waah kirain apa sang penghuni baru itu... sdh ngebayangin yg serem2....hihi... salam kenal ya Mak ^_^

    BalasHapus
  8. wkwkwk... judul yang menipu ya mak? salam kenal juga. makasih sudah mampir :)

    BalasHapus
  9. hihihi namanya garam dan merica. Dulu, di rumah pernah melihara burung. Lebih ribet kayaknya. Mending pelihara ikan :D

    BalasHapus