Ketika mentari perlahan mulai merekah
Malam pun beranjak pergi meninggalkan jejak rumput basah
Berbusana adat Jawa dengan sejuta rasa bangga
Menuju istana melabuhkan segenap jiwa
Mengabdi hanya untuk Sang Raja
Menggapai asa di keraton Yogyakarta
Sekali waktu, hatinya pun tergugu digulung rindu
Pias menatap sepeda onta penuh debu
Membiarkan ingatan mengembara menembus waktu
Tentang cerita masa lalu…
Dulu, putra kebanggaan mengayuh sepeda di sampingnya
Dulu, putra kebanggaan turut mengabdi dengan setia
Begitu bangga dalam balutan seragam abdi dalemnya
Corak lurik biru, melambangkan makna yang tak biasa
Menampilkan watak jiwa ksatria
Bersumpah setia membela junjungannya
Mengangkat tinggi cerita budaya Yogyakarta
Lelaki tua itu termangu dirundung pilu
Nak, sedang apa kamu di tempat barumu?
Lupakah kamu akan panggilan jiwa sejatimu?
Tak inginkah kau dengar lagi lantunan tembang Jawa yang melenakan
Tak inginkah kau nikmati lagi rasa lelah yang menorehkan kebanggaan
Benarkah semuanya telah lenyap dan tergantikan
Tergerus dan terlindas arus zaman yang kian memabukkan
waaah, kereen mbak tulisan fiksinya. Kpn2 mampir diblog aku ya mb Dewi :)
BalasHapusmakasih mbak...:) makasih sudah mampir.
Hapusiya nanti aku main ke blog mbak. siapin bakso dan es teler ya.. hehe....