Translate

Minggu, 07 Oktober 2018

Rezeki Yang Berharga


Pagi ini, setelah melepas anak-anak berangkat sekolah, saya duduk bengong sendiri. Biasanya sih ini adalah waktu saya merawat para tanaman yang sudah terlanjur saya miliki. Iya, saya sudah merasa malas bercocok tanam sebetulnya, tapi saya kan tidak boleh mengabaikan mereka yang sudah terlanjur ada. Tapi entah ya, pagi ini rasanya sedang malas bersentuhan dengan tanah dan air kolam.

Fyi, air kolam itu jauh lebih baik untuk menyiram tanaman lho, dibanding air biasa. Karena sebetulnya air yang mengandung kotoran ikan adalah nutrisi yang sangat baik untuk tanaman.
Tapi seperti yang saya bilang tadi, saya sedang malas menyentuh-nyentuh air kolam yang kotor. Sedang malas terkena tanah dan bertemu dengan para cacing.
Jadi akhirnya saya bengang-bengong saja bingung mau ngapain hehe....
Lalu pikiran melayang dan teringat sebuah obrolan dengan seorang teman yang ketika itu sedang berkeluh kesah, atau tepatnya curhat... tentang hidupnya yang begitu-begitu saja padahal rasanya sudah tidak kurang-kurang berusaha.
“Rasanya setiap hari aku sudah berjuang sekuat tenaga, sholat Dhuha, sedekah... tapi kenapa rezeki-ku masih begini-begini saja ya? rasanya sudah capek, tapi rezeki tak kunjung bertambah. Rasanya jadi ingin berhenti berikhtiar... lelah...”
Tidak kok, teman saya tersebut tidak benar-benar berhenti berikhtiar. Waktu itu dia mungkin hanya ingin melepaskan beban hatinya saja. Dan dia tetap berikhtiar.  
Yang saya sedihkan adalah, dia melupakan sebuah rezeki tak kasat mata namun begitu berharga. KESEHATAN.
Dia lupa bahwa kesehatan itu teramat sangat mahal harganya. Orang rela berhutang, menjual harta benda demi mendapatkan kesehatan. Ketika dia dan keluarganya diberi kesehatan, bukankah artinya dia sudah mendapatkan sesuatu yang berharga? Sesuatu yang sangat mahal.
Ada orang yang kaya raya yang akhirnya harus merelakan harta bendanya untuk keperluan berobat. Demi membeli sehat. Jelas sekali kan bahwa uang itu masih kalah berharga dibanding sehat?
Jadi please.. stop berpikir bahwa ketika uang yang didapat hanya sedikit, maka itu berarti rezeki kita seret! (pengingat untuk diri sendiri).
Kalau kita sehat, kita bisa bekerja dengan lebih keras, mencari peluang dengan lebih jeli dan berikhtiar dengan lebih mantap. Lha kalau sakit? Boro-boro bekerja keras dan berpikir mencari peluang... yang ada kita sibuk mencari-cari barang apa lagi yang bisa dijual, atau berhutang pada siapa lagi... untuk biaya berobat.
Jadi jangan sekali-sekali meremehkan kesehatan ya. Karena meskipun tak terlihat, tapi itu adalah harta termahal yang kita punya. Sebanyak apapun uang kita, jika kesehatan sudah terlepas dari genggaman, maka kita bisa jatuh miskin kapan saja.
Buat teman-teman yang masih berjuang dan berikhtiar mengais rezeki di manapun kalian berada, tetap semangat yaaa... jangan menyerah. Selalu jaga kesehatan, karena itu harta kita yang paling berharga. Jangan lupa, dan jangan pernah berhenti untuk bersyukur. Jangan pernah meragukanNya, ketika sudah diberikanNya kepada kita sesuatu yang paling mahal harganya: KESEHATAN

Note: Saya tergelitik menulis ini karena sebenarnya saya pun masih sering merasa: kok hidup  gue begini-begini aja ya, kok rezeki gue segini-segini aja ya, duuhh... kapan ya gue bisa banyak duit seperti si Anu....
Jadi saya sengaja nulis ini sebagai pengingat diri. Saat saya sedang down mungkin saya akan membaca lagi tulisan ini sebagai penyemangat diri.
Berharap juga tulisan ini bisa dibaca anak-anak saya kelak sebagai salah satu penuntun langkah mereka. Supaya mereka tidak pernah lupa untuk bersyukur. Supaya mereka tahu, bahwa saat mereka sehat, maka mereka bisa menggenggam dunia.

Teman-teman, saya mohon doanya ya, untuk ibu saya yang saat ini sedang berjuang melawan kanker payudara. Mohon doanya supaya ibu saya lekas diberikan kesembuhan, pulih seperti sedia kala. Mohon doanya supaya ibu saya segera mendapatkan kembali kesehatannya. Hartanya yang paling berharga...
Terima kasih ^_^

6 komentar:

  1. betul ya rejeki itu bukan hanya materi saja, kesehatan, kebahagiaan, rukun dg keluarga iu rejeki yg hrs dinikmati ya

    BalasHapus
  2. Mba, semoga mamanya cepet sembuh, dikasih yg terbaik oleh Allah. Kalo memang Allah berkenan menyembuhkan, semoga diangkat penyakitnya yaaa :(.

    Bener mba, dulu aku juga mikir, kok hidup gini2 aja. Tp aku lupa kalo anak2 ku jrg sakit, kedua asistenku masih setia kerja dgn aku sementara asisten mbak iparku dan adek slalu gonta ganti, yg bikin mereka kalang kabut dan hrs byr daycare lbh mahal. Aku lupa walopun rumahku kecil, tp setidaknya aku bisa rutin ngajakin anak2 liburan yg bikin mereka selalu happy. Aku lupa kalo aku msh bisa makan sehat, jajan sesekali dgn keluarga, dan ngebahagiain anak2. Aku lupa kalo hidungku msh bisa menghirup udara tanpa bantuan alat pernapasan.

    Hal2 kecil yg aku pikir cuma hal biasa, pdhl itu termasuk nikmat yg Allah udh kasih, trutama kesehatan :(. Sering ngerasa berdosa jadinya.. Malu, karna aku cm menilai rezeki dr jumlah uang. Semoga kita slalu inget dan bisa menghitung setiap rezeki yg kita punya ya mba

    BalasHapus
  3. Semoga ibunda diberikan sehat kembali y mb rita, n bisa membersamai anak cucu lebih lama lagi amiin

    Aku juga sekarang lebih mudeng istilah rejeki mb, ga mlulu uang. Pak su sih yg banyak ngasi petuah2 gini, jd urip rasane ayem, cukup hihihi

    Rejeki sehat, tetangga yg baik, teman yg baik, keluarga rukun itu juga termasuk barokah selain yg bersifat materi

    BalasHapus
  4. Mbaaa, makasih banyak udah mengingatkan.
    Kadang saya juga merasa seperti sahabat mba itu, bedanya saya merasa mengapa segala sesuatu di hidup saya selalu terjadi pada waktu yang gak mendukung.

    Baru aja memulai sesuatu, eh sesuatu yang lain muncul dan tidak mungkin lagi bisa meneruskan sesuatu yang itu.

    Belum lagi liat teman2 yang karirnya bagus, menanjak terus.

    Lalu tiba2 saya tersentak mendengar berita teman2 atau anaknya sakit.

    Seolah saya di bukakan mata betapa beruntungnya saya saat ini, bisa memeluk anak2 saya dengan sehat walafiat, Alhamdulillah..

    Semoga ibunya lejas sembuh ya mba, semoga Allah angkat penyakitnya.
    Tiada yang tidak mungkin bagiNya :)

    BalasHapus
  5. betul mbak rezeki yang paaaaaaaaaaling banyak dilupakan kita sebagai manusia adalah KESEHATAN. ingat betul ketika ibu sakit, dan dalam sekejap harus membayar ratusan juta, dan itu kerja bertahun tahun rasanya ilang.

    Sehat dan mari kita bersyukur...

    BalasHapus
  6. Sebenarnya, apa pun yang kita miliki dan kita dapatkan hari ini, layak untuk disyukuri.

    BalasHapus