Translate

Kamis, 30 April 2020

Alas Kaki Harap Dilepas ^_^

gambar dari Pixabay

Beberapa waktu lalu di beranda FB saya sempat ada sedikit perdebatan antara para pemilik toko pakaian VS para pengunjungnya.

Dimulai dari curhatan salah satu pengunjung yang merasa tersinggung saat datang ke sebuah toko pakaian, yang ternyata di toko tersebut diharuskan melepas alas kaki, sementara si pengunjung tersebut mungkin tidak sadar akan peraturan itu. Memasuki toko dengan tetap menggunakan alas kaki, dan kemudian mendapat sindiran dan nyinyiran dari salah satu pegawai di toko tersebut yang membuatnya merasa tersinggung.
Postingan itu menjadi sangat ramai. Ratusan orang berkomentar mengungkapkan pendapat dan opininya masing-masing.
Kebanyakan ya para pemilik toko yang menerapkan aturan melepas alas kaki saat masuk ke tokonya, dan para pembeli yang pernah merasa tersinggung karena disindir/dinyinyiri karena mungkin tidak ngeh jika harus melepas alas kaki, dan masuk ke toko dengan tetap memakai alas kaki.
Bisa ditebak ya, akhirnya terjadi perdebatan yang cukup ‘seru’.
Jadi saling serang di antara 2 kubu. Meskipun yang netral juga banyak sih.
Saya tidak ikut berkomentar, karena paling malas saja sih nimbrung di tengah suasana panas seperti itu.

Saya punya warung kecil di rumah. Karena setiap hari dipel, kadang-kadang ada pembeli yang melepas alas kakinya sebelum masuk ke warung saya.
Biasanya buru-buru saya persilahkan untuk memakai alas kakinya kembali sih. Ada yang nurut dan memakai kembali alas kakinya, ada juga yang keukeuh tetap mau melepas alas kakinya.
Kalau bagi saya, toko/warung adalah tempat umum yang bukan tempat ibadah. Jadi ya sewajarnya alas kaki tetap dipakai.

Tetapi, memang ada toko-toko tertentu yang membutuhkan lantai tetap bersih karena meletakkan barang-barang dagangannya di lantai.
Atau toko-toko pakaian yang menjual gaun-gaun, gamis, ataupun mukena yang menjuntai panjang hingga menyentuh lantai.
Nah, toko-toko yang seperti ini memang membutuhkan lantai yang selalu bersih agar barang dagangan mereka tidak kotor.
Meskipun saya beranggapan bahwa toko/warung itu adalah tempat umum yang mana sewajarnya alas kaki tetap dipakai, namun saya bisa memahami bahwa ada beberapa toko yang memang membutuhkan lantai yang tetap bersih.

Nah, terkadang yang jadi masalah adalah: sering ada pegawai/pemilik toko yang langsung melirik dengan sinis sampai menyindir saat ada pengunjung yang mungkin tidak sadar dan tetap memakai alas kakinya saat masuk ke dalam toko.
Ini yang kemudian membuat beberapa pengunjung ada yang tersinggung dan kemudian balas melemparkan kata-kata pedas.

Ada baiknya sih, apabila pengelola toko menegur dengan halus, sopan, dan ramah apabila ada pengunjung yang memakai alas kakinya masuk ke dalam toko. Karena ya mungkin memang mereka benar-benar tidak tahu kan?
Kalau ditegur dengan baik-baik dan sopan, pasti reaksi mereka juga akan jauh lebih baik, daripada disindir atau dilirik dengan sinis, yang kemungkinan malah akan membuat mereka tersinggung dan kita akan kehilangan pelanggan.
Jadi ya sebaiknya saling memahami saja sih ya, di antara kedua belah pihak. Karena sesungguhnya, pembeli dan penjual adalah sepasang partner bisnis yang saling terikat dan membutuhkan.
Ada baiknya meminimalisir perselisihan, supaya kegiatan jual beli tetap lancar, menguntungkan, dan memuaskan kedua pihak.

Selamat menjalankan ibadah puasa. Semoga selalu diberi kelancaran, dan selalu jaga kesehatan ya... ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar