Translate

Rabu, 16 Januari 2019

Tentang Mensyukuri Hidup



Dua hari kemarin, perasaan saya sedang melow haru sedih gimanaaa gitu ya, campur aduk lalu semacam pingin nangis sambil bilang, “Huu huu... kusudah tua...”  :D :D :D

Penyebabnya teramat sangat amat sepele sih. Karena saya nemu sebuah lagu jadul tahun 90-an di youtube :D
Padahal sering sih, nyari lagu-lagu 90-an tapi entahlah, yang kemarin itu benar-benar bikin melow sampai sekarang, omg :D
Mungkin karena lagu itu terkenal di tahun 90-an awal ya... mungkin 93 atau 94... lupa, saya masih unyu, hihihi... 
Lalu setelah itu lagu itu seperti menghilang dalam kehidupan saya tertumpuk lagu-lagu lain yang.... duh, saya ini sombong atau apa ya, tapi menurut perasaan saya, lagu-lagu di masa muda saya tuh jauh lebih bagus-bagus dari pada lagu-lagu jaman sekarang :D
Dan kemudian, setelah kurang lebih 25 tahun, tiba-tiba nemu lagi lagu itu... gimana sih rasanya... langsung ingatan melayang saja tanpa bisa dicegah ke masa lalu. Masa-masa di mana kehidupan saya begitu damai nyaman sentosa tanpa beban kehidupan.
Tidak perlu memikirkan apa pun selain PR dan ulangan (dan cowok >_< )
Biasanya kalau nonton lagu di youtube saya nggak pernah sampai baca komen-komennya. Tapi entah kenapa kemarin itu tahu-tahu saya sudah scroll saja menuju ke komen dan melihat komen-komen yang semuanya juga melow.... hiks, tambah pingin nangis kan rasanya.
Hampir semua yang komen adalah remaja jadul (wkwkwk) yang mengaku rindu dengan kedamaian di masa lalu. Ya iya lah dulu damai. Wong nggak perlu mikirin cicilan dan beban kehidupan, hahaha.....
Tiba-tiba jadi rindu pada apa pun di masa itu. Rindu baca komik jepang, rindu nonton telenovela, rindu naik angkot bareng sahabat-sahabat pulang sekolah... duh, tiba-tiba jadi mrebes mili ini :D
Dan jeleknya saya, saya tuh kalau sudah melow masalah umur atau kangen masa lalu, jadi suka... apa ya, seperti menyesali kenapa bumi berputarnya cepat sekali? Jadi suka iri dengan Nobita yang bisa kembali ke masa lalu dengan mesin waktu.
Intinya, jadi suka lupa mensyukuri usia yang sudah Allah berikan untuk saya.
Baca juga: 40
Untungnya sih, pikiran waras saya masih terjaga di tempatnya. Jadi melow-melow-an kangen masa lalu itu paling hanya berlangsung satu atau dua hari saja. Ya kan kasihan anak-anak ya, kalau saya terus merindukan masa lalu, itu kan berarti saya tidak mensyukuri keberadaan mereka di masa sekarang hehe....
Terus dan terus mengingatkan diri sendiri untuk bersyukur karena masih diijinkan untuk bernafas hingga setua ini. Karena banyak orang yang saya kenal yang kenyataannya sudah harus berpulang sebelum mencapai usia saya sekarang.
Kalau bicara tentang masa lalu yang rasanya lebih indah dari masa sekarang, rasanya setiap orang pasti mengalaminya ya... bahkan kakek nenek dan para buyut kita pun pasti pernah mengalami masa remaja yang indah dan berbunga-bunga. Dan normalnya memang waktu berputar kan. Saya sudah mengalami manis indahnya masa remaja dan sekarang biarkan anak-anak merasakannya juga. Jangan egois jadi orang. *toyor kepala sendiri
Dan saya rasa, kehidupan di usia sekarang juga nggak kalah indah kok, dengan masa remaja. Meskipun dengan konteks yang berbeda. Kalau dulu saya bahagia menghabiskan waktu dengan para sahabat, sekarang saya bahagia menghabiskan waktu bersama anak-anak. Dan lagi, sahabat-sahabat saya pun sudah memiliki anak-anak dan kehidupan sendiri  juga kan, sedekat-dekatnya kami, tidak mungkin kami akan runtang-runtung lagi seperti dulu.
Kalau dulu kehidupan terasa ringan tanpa beban, maka sekarang, walaupun hidup penuh beban, tapi ada rasa indah yang tak terkatakan saat berhasil melakukan pencapaian-pencapaian yang diinginkan.
Kalau dulu kehidupan saya indah ceria seperti kembang api, maka kehidupan yang sekarang pun tak kalah indah bahkan lebih berwarna walaupun lebih lembut laksana pelangi.
Jadi begitu ya. Ini saya menulis begini lebih untuk mengingatkan diri sendiri saja sih, supaya tidak keseringan terseret arus melankolis masa lalu. Mengingatkan diri sendiri untuk bersyukur, bersyukur, dan bersyukur karena di beri kesempatan merasakan usia yang sekarang. Bukan malah merutuki bumi yang berputarnya terlalu cepat, duh >_<
Jadi, biarkan masa-masa itu tetap berada di sudut hati dan tersimpan rapi. Terkadang bolehlah dibuka untuk sekedar ber-haha hihi. Tapi jangan sampai jadi tidak menyukuri apa yang sudah berhasil dilewati sampai saat ini.
Dan terima kasih sudah menyediakan waktu untuk membaca tulisan ini :D
Selamat beraktifitas, jangan lupa untuk selalu bersyukur... ^_^

6 komentar:

  1. wkwkwkwkw.. mbaaa saya terharu baca di awal, lah kok ngakak baca di tengah.

    Iyalah masa lalu adalah paling damai, orang gak kenal cicilan, gak kenal bingung ntar malam masak apa, pokoknya tau beres hahaha

    Semangat mbaaa..
    Mari kita menua dengan bahagia dan sesekali mendengarkan lagu2 saat ini menjadi lagu lawas di masa depan :)

    BalasHapus
  2. Saya tuh termasuk yang suka terpengaruh perasaannya kalau abis dengerin lagu hahhaa

    BalasHapus
  3. Iyayaaa rindu naik angkot bareng temen2.. milih2 banget mau plng skolah aja, angkotnya yg kayak gimana �� ah jadi nostalgia akuuu

    BalasHapus
  4. Tos, mba!

    Apalagi aku yang generasi X (kelahiran tahun 1965-1980), kalau pas dengar dan nonton koleksi lagu jadul, begh, langsung hati pun sesak dengan kenangan demi kenangan, muahahaha.

    Apalagi kalau lagunya itu memang penuh dengan kenangan, tambah menggila deh, hahaha

    Tapi,don't worry cuma sebatas itu aja kog.

    Ini kenapa jadi ngakak melulu ya...

    BalasHapus
  5. Sebuah penuturan kisah yang syahdu..Cuma sayang lagunya tidak disertakan atau dibuat link musik nya...😄😄

    Karna saya juga penggemar lagu era 80 dan 90,an..😄😄

    BalasHapus
  6. Sabat dan bersyukur adalah gaya hidup orang beriman.
    Ingat janji dan ancaman Allah bagi muslim yang bersyukur dan tidak bersyukur.
    Itylah sebabnya, untuk urusan dunia kita harus melihat orang yang ada di bawah kita dan untuk urusan akhirat kita harus melihat orang yang berada di atas kita.
    Salam hangat dari Jombang

    BalasHapus