Pagi ini,
setelah melepas anak-anak berangkat sekolah, saya duduk bengong sendiri. Biasanya sih ini adalah waktu saya merawat para
tanaman yang sudah terlanjur saya miliki. Iya, saya sudah merasa malas bercocok
tanam sebetulnya, tapi saya kan tidak boleh mengabaikan mereka yang sudah
terlanjur ada. Tapi entah ya, pagi ini rasanya sedang malas bersentuhan dengan
tanah dan air kolam.
Fyi, air
kolam itu jauh lebih baik untuk menyiram tanaman lho, dibanding air biasa.
Karena sebetulnya air yang mengandung kotoran ikan adalah nutrisi yang sangat
baik untuk tanaman.
Tapi
seperti yang saya bilang tadi, saya sedang malas menyentuh-nyentuh air kolam
yang kotor. Sedang malas terkena tanah dan bertemu dengan para cacing.
Jadi akhirnya
saya bengang-bengong saja bingung mau ngapain hehe....
Lalu
pikiran melayang dan teringat sebuah obrolan dengan seorang teman yang ketika
itu sedang berkeluh kesah, atau tepatnya curhat... tentang hidupnya yang
begitu-begitu saja padahal rasanya sudah tidak kurang-kurang berusaha.
“Rasanya
setiap hari aku sudah berjuang sekuat tenaga, sholat Dhuha, sedekah... tapi
kenapa rezeki-ku masih begini-begini saja ya? rasanya sudah capek, tapi rezeki
tak kunjung bertambah. Rasanya jadi ingin berhenti berikhtiar... lelah...”
Tidak kok,
teman saya tersebut tidak benar-benar berhenti berikhtiar. Waktu itu dia
mungkin hanya ingin melepaskan beban hatinya saja. Dan dia tetap berikhtiar.
Yang saya
sedihkan adalah, dia melupakan sebuah rezeki tak kasat mata namun begitu
berharga. KESEHATAN.
Dia lupa
bahwa kesehatan itu teramat sangat mahal harganya. Orang rela berhutang,
menjual harta benda demi mendapatkan kesehatan. Ketika dia dan keluarganya
diberi kesehatan, bukankah artinya dia sudah mendapatkan sesuatu yang berharga?
Sesuatu yang sangat mahal.
Ada orang
yang kaya raya yang akhirnya harus merelakan harta bendanya untuk keperluan
berobat. Demi membeli sehat. Jelas sekali kan bahwa uang itu masih kalah
berharga dibanding sehat?
Jadi
please.. stop berpikir bahwa ketika uang yang didapat hanya sedikit, maka itu berarti rezeki kita
seret! (pengingat untuk diri sendiri).
Kalau kita
sehat, kita bisa bekerja dengan lebih keras, mencari peluang dengan lebih jeli
dan berikhtiar dengan lebih mantap. Lha kalau sakit? Boro-boro bekerja keras
dan berpikir mencari peluang... yang ada kita sibuk mencari-cari barang apa
lagi yang bisa dijual, atau berhutang pada siapa lagi... untuk biaya berobat.
Jadi jangan
sekali-sekali meremehkan kesehatan ya. Karena meskipun tak terlihat, tapi itu
adalah harta termahal yang kita punya. Sebanyak apapun uang kita, jika
kesehatan sudah terlepas dari genggaman, maka kita bisa jatuh miskin kapan
saja.
Buat
teman-teman yang masih berjuang dan berikhtiar mengais rezeki di manapun kalian
berada, tetap semangat yaaa... jangan menyerah. Selalu jaga kesehatan, karena
itu harta kita yang paling berharga. Jangan lupa, dan jangan pernah berhenti
untuk bersyukur. Jangan pernah meragukanNya, ketika sudah diberikanNya kepada
kita sesuatu yang paling mahal harganya: KESEHATAN
Note: Saya tergelitik menulis ini karena
sebenarnya saya pun masih sering merasa: kok hidup gue begini-begini aja ya, kok rezeki gue
segini-segini aja ya, duuhh... kapan ya gue bisa banyak duit seperti si Anu....
Jadi saya
sengaja nulis ini sebagai pengingat diri. Saat saya sedang down mungkin saya
akan membaca lagi tulisan ini sebagai penyemangat diri.
Berharap
juga tulisan ini bisa dibaca anak-anak saya kelak sebagai salah satu penuntun
langkah mereka. Supaya mereka tidak pernah lupa untuk bersyukur. Supaya mereka
tahu, bahwa saat mereka sehat, maka mereka bisa menggenggam dunia.
Teman-teman,
saya mohon doanya ya, untuk ibu saya yang saat ini sedang berjuang melawan
kanker payudara. Mohon doanya supaya ibu saya lekas diberikan kesembuhan, pulih
seperti sedia kala. Mohon doanya supaya ibu saya segera mendapatkan kembali
kesehatannya. Hartanya yang paling berharga...
Terima
kasih ^_^
betul ya rejeki itu bukan hanya materi saja, kesehatan, kebahagiaan, rukun dg keluarga iu rejeki yg hrs dinikmati ya
BalasHapusMba, semoga mamanya cepet sembuh, dikasih yg terbaik oleh Allah. Kalo memang Allah berkenan menyembuhkan, semoga diangkat penyakitnya yaaa :(.
BalasHapusBener mba, dulu aku juga mikir, kok hidup gini2 aja. Tp aku lupa kalo anak2 ku jrg sakit, kedua asistenku masih setia kerja dgn aku sementara asisten mbak iparku dan adek slalu gonta ganti, yg bikin mereka kalang kabut dan hrs byr daycare lbh mahal. Aku lupa walopun rumahku kecil, tp setidaknya aku bisa rutin ngajakin anak2 liburan yg bikin mereka selalu happy. Aku lupa kalo aku msh bisa makan sehat, jajan sesekali dgn keluarga, dan ngebahagiain anak2. Aku lupa kalo hidungku msh bisa menghirup udara tanpa bantuan alat pernapasan.
Hal2 kecil yg aku pikir cuma hal biasa, pdhl itu termasuk nikmat yg Allah udh kasih, trutama kesehatan :(. Sering ngerasa berdosa jadinya.. Malu, karna aku cm menilai rezeki dr jumlah uang. Semoga kita slalu inget dan bisa menghitung setiap rezeki yg kita punya ya mba
Semoga ibunda diberikan sehat kembali y mb rita, n bisa membersamai anak cucu lebih lama lagi amiin
BalasHapusAku juga sekarang lebih mudeng istilah rejeki mb, ga mlulu uang. Pak su sih yg banyak ngasi petuah2 gini, jd urip rasane ayem, cukup hihihi
Rejeki sehat, tetangga yg baik, teman yg baik, keluarga rukun itu juga termasuk barokah selain yg bersifat materi
Mbaaa, makasih banyak udah mengingatkan.
BalasHapusKadang saya juga merasa seperti sahabat mba itu, bedanya saya merasa mengapa segala sesuatu di hidup saya selalu terjadi pada waktu yang gak mendukung.
Baru aja memulai sesuatu, eh sesuatu yang lain muncul dan tidak mungkin lagi bisa meneruskan sesuatu yang itu.
Belum lagi liat teman2 yang karirnya bagus, menanjak terus.
Lalu tiba2 saya tersentak mendengar berita teman2 atau anaknya sakit.
Seolah saya di bukakan mata betapa beruntungnya saya saat ini, bisa memeluk anak2 saya dengan sehat walafiat, Alhamdulillah..
Semoga ibunya lejas sembuh ya mba, semoga Allah angkat penyakitnya.
Tiada yang tidak mungkin bagiNya :)
betul mbak rezeki yang paaaaaaaaaaling banyak dilupakan kita sebagai manusia adalah KESEHATAN. ingat betul ketika ibu sakit, dan dalam sekejap harus membayar ratusan juta, dan itu kerja bertahun tahun rasanya ilang.
BalasHapusSehat dan mari kita bersyukur...
Sebenarnya, apa pun yang kita miliki dan kita dapatkan hari ini, layak untuk disyukuri.
BalasHapus