Kemarin
saya mengunjungi salah satu kerabat yang masih memiliki 3 orang anak balita.
Anak pertama perempuan, berusia sekitar 2 atau 3 tahun, sedangkan anak kedua
dan ketiga laki-laki, kembar, berusia 1 bulan lebih beberapa hari.
gambar dari Pixabay dan diedit sendiri hehe... |
Saat
kelahiran si kembar dulu, saya juga datang menjenguk mereka. Ketika itu si
kakak tampak begitu antusias menyambut kedatangan adik-adiknya ke dunia. Si
kakak menunggui kedua adiknya dan tampak begitu sayang kepada mereka.
Nah
saat saya kembali berkunjung ke rumah mereka kemarin ini, saya lihat si kakak
sedang tidur siang. Jadi saya fokus saja dengan si kembar.
Tidak
lama kemudian si kakak terbangun dan langsung menangis. Dibujuk siapapun tidak
mau dan hanya mau dengan ibunya, sementara si ibu sedang menyusui salah satu
adiknya. Si kakak menghampiri ibunya dan berusaha memeluk, tapi agak kesulitan
karena ada adik di tengah mereka. Ini membuat si kakak frustasi dan kemudian
menangis lebih keras.
Dan
saya terkaget-kaget ketika si ibu lalu berbicara pada kakak dengan nada yang
sedikit membentak. Iya sih, saya sungguh paham dengan situasi si ibu yang
mungkin lelah dan stress mengurus dua bayi sekaligus ditambah kakaknya yang
rewel. Tapi tetap sih, saya merasa si ibu tidak seharusnya membentak si kakak.
Dan
ketika tangis si kakak tak kunjung mereda, jantung saya hampir copot ketika
mendengar si ibu mengancam si kakak dengan ucapan: “Diam nggak. Awas lho kalau
nggak mau diam nanti disabet sama Ayah.”
Duh,
dalam hati sungguh sedih mendengar semacam itu. Sayangnya si kakak hanya mau
sama ibunya. Seandainya mau dengan saya, pasti sudah saya gendong dari tadi.
Mungkin
karena takut dengan ancaman ibunya, si kakak lalu memaksa meredam tangisnya.
Jadinya mingsek-mingsek gitu lho, duh
apa ya bahasa Indonesianya. Semacam isak tangis yang ditahan gitu ya, dan
biasanya bikin dada sakit kan ya kalau begitu....
Yang
membuat saya tambah sedih adalah ketika si adik sudah selesai menyusu dan
diambil alih oleh neneknya, si ibu lalu bertanya pada kakak, “Maunya apa?” dan
si kakak menjawab: “Mau dikelonin...” duh sedih nggak sih, anak cuma pengen
dikelonin saja sampai diancam mau disabet segala hiks...
Saya
sih menyarankan ke ibunya supaya ngelonin si kakak barang sebentar, buat pelega
rasa saja, iya nggak sih. Tapi ya susah juga karena tiba-tiba adik yang satunya
menangis sementara adik yang tadi habis menyusu tiba-tiba pup. Jadi si kakak
nggak jadi dikelonin deh.....
Saya
sungguh paham dengan perasaan si kakak. Karena dulu sebelum ada kedua adiknya,
si kakak adalah pusat kasih sayang seluruh keluarga. Lalu tiba-tiba ada dua
bayi di rumah, dan tiba-tiba saja seluruh perhatian beralih pada kedua adiknya.
Si kakak mungkin merasa terabaikan. Merasa tidak disayang. Merasa adik-adiknya
telah merebut semua perhatian yang sebelumnya menjadi miliknya.
Padahal
ibunya sudah mengikuti para pakar parenting yang menganjurkan supaya seorang
kakak terlibat dalam menyambut kedatangan adiknya ke dunia. Iya saya tahu
karena saya sering berkunjung ke sana dan melihat bahwa selama ibunya
mengandung, si kakak tampak begitu sayang dan sering kali mengelus-elus atau
mencium perut ibunya. Ketika ibunya sibuk mempersiapkan baju-baju bayi dan
keperluan lainnya pun dia juga tampak antusias membantu sambil berceloteh, “Ini
baju adik, ini selimut adik, ini kaus kaki buat adik....”
Tapi
ya tetap saja... dia masih belum dapat menerima ketika harus kehilangan
sebagian perhatian yang sebelumnya sepenuhnya hanya miliknya.
Apa
mungkin karena jarak usia yang terlalu dekat?
Atau mungkin karena adiknya ada dua? Di mana perhatian orang tua
otomatis terbagi menjadi lebih banyak.
Entahlah,
saya bukan pakar parenting, dan saya juga sudah tidak lagi memiliki balita
sehingga sudah jarang membaca informasi-informasi tentang parenting balita.
Saya
juga tidak pernah mengalami kecemburuan anak pertama terhadap adik barunya
karena ketika saya melahirkan anak kedua, anak pertama sudah berumur 5 tahun
dan merasa ‘sudah dewasa’.
Jadi
inti dari postingan ini apa? Ya tidak ada karena saya hanya ingin melepaskan unek-unek yang mengganjal saja *duh.
Dan
terima kasih sudah membaca temans, semoga kita semua selalu diberikan kekuatan
dan kesabaran dalam mendampingi anak-anak kita sampai kelak mereka siap kita
lepaskan ^_^
Biasanya anak pertama merasa terabaikan mba..
BalasHapusAnak 1 saya, meski jarak 5 thn kyaknya gitu juga. Pas adiknya bayi, jd suka rewel.. tapi dulu kakaknya trus bnyk dihandle pak suami, sementara saya bnyk handle yang kecil. Sementara klo siang, kakaknya trus di full day school
iya, kadang cuma pingn diperhatiin ya tante
BalasHapusBaru tauuuu mb ada anak kembarnya, pasti yg raki n rafka y
BalasHapussuka bacanya mba...
BalasHapussepatu pria