Entah
kenapa tiba-tiba merasa ingin curhat saja pagi-pagi ^_^
Kejadian
ini sudah cukup lama, mungkin sekitar 2 tahun yang lalu. Tiba-tiba teringat
kembali karena melihat ada kejadian serupa di TV.
Jadi
ada seorang ibu di daerah saya, tetangga desa, saya tidak mengenalnya sama
sekali. Tapi kejadian yang menimpanya membuatnya banyak dibicarakan orang.
Jadi
ibu ini sedang naik motor bersama anaknya. Memakai seuntai kalung emas yang
kabarnya cukup besar sehingga siapapun bisa melihatnya dengan jelas. Maka
segera saja si ibu menjadi target penjambret. Diikuti motornya hingga ke tempat
sepi, lalu dipepet dan dijambret kalungnya sehingga si ibu terjatuh dari motor.
Kepalanya membentur aspal dan meninggal.
Sedih
ya. Banyak yang bersimpati dan merasa sangat geram terhadap si penjambret (yang
kabarnya berhasil ditangkap dalam waktu kurang dari sebulan).
Tapi
di antara banyak simpati yang mengalir, ternyata ada saja lho pernyataan yang
membuat saya terbengong tidak percaya. Iya, di tengah-tengah ungkapan
keprihatinan, ada seseorang yang dengan tanpa perasaan nyeletuk: “yah lagian punya kalung emas sengaja dipamer-pamerin
sih. Biar semua orang melihat kalau dia punya kalung emas gede kali. Tuh
dijambret kan akhirnya...”
Ingin
rasanya saya bertanya, “Hey, situ sehat...?”
Ya,
mungkin memang ada benarnya bahwa di jaman sekarang yang apa-apa serba sulit
dan terlalu banyak orang berpikiran
sempit, sangat tidak bijaksana jika kita membuat orang melihat bahwa kita punya
sebuah barang berharga, contoh nyata di sini ya kalung emas tadi.
Tapi
mbok ya jangan di katakan di depan umum gitu lho, cukup bicara dalam hati saja
kan bisa yekan.
Posisinya
si ibu itu adalah korban, sampai kehilangan nyawa pula, kenapa masih saja disalahkan?
Kesannya malah jadi seperti membela si penjambret. Jadi semacam: tadinya nggak berniat menjambret, tapi ibu
itu mancing-mancing sih. Jadinya kan si penjambret tergoda untuk menjambret.
Jadi ya ibu itu yang salah....
Ya
mungkin maksudnya tidak begitu, tapi saya menangkapnya begitu.
Dan
kalau menurut saya sih, wajar-wajar saja kok seseorang memakai kalung emas.
Jadi
begini, ibu itu (dan banyak lagi korban penjambretan lainnya) mungkin sudah
bekerja dengan begitu keras. Lalu dia sengaja berhemat supaya bisa menabung.
Setelah uangnya terkumpul, dia lalu ingin memberikan reward untuk dirinya sendiri berupa sebuah kalung emas yang selama
ini diidamkannya. Dengan kerja kerasnya sendiri, dengan keringatnya sendiri.
Tidak mengusik dan menyusahkan orang lain. Mungkin dia sengaja memakai kalung
emasnya itu untuk penyemangat supaya dia bisa lebih giat mencari uang (bukan
untuk pamer. Sedih deh ada orang yang langsung menjudge orang lain pamer hanya
karena orang lain itu memakai sesuatu, padahal kan belum tentu) dan juga sebagai
bentuk penghargaan untuk dirinya sendiri, untuk kerja kerasnya.
Lalu
ketika kemudian dia dijambret, adilkah kalau ada orang lain yang tidak tahu
apa-apa, dan bukan siapa-siapa tiba-tiba mengatakan: “makanya punya kalung emas
jangan dipamerin. Dijambret kan akhirnya...”
Hhfftttt....*_*
Demikian
curhat saya kali ini temans, mohon maaf kalau saya terkesan marah-marah,
hahaha.......
Dan
terima kasih sudah membaca ^_^
Kadang-kadang memang ada orang usil, maksudnya komentarnya enggak pas. Memang menahan lisan itu sangat sulit sama seperti saya pas marah besar sama anak-anak, nggak pas komentarnya. Semoga si Ibu husnul Khotimah. Amin
BalasHapusbenar mba, bukan pamer tapi membanggakan hasil kerja keras lebih tepatnya ya mba.. X)
BalasHapusprospek saham
Sedih ya, semua-semuanya selaluuuuu dapat komentar netizen huhuhu.
BalasHapusKalau saya lebih memilih diam sih, bukan kapasitas saya mengomentari orang.
Meskipun juga kasian ama si ibu.
semoga diampuni doanya dan ditempatkan pada tempat terindah di sisi Allah :)