Saya
pernah melewati masa-masa penuh ambisi dalam kehidupan. Di mana saat itu saya
merasa muda, segar, dan kuat dengan masa depan yang terbentang luas di depan
mata.
Saya
pernah berfikir bahwa itu adalah masa-masa terhebat dalam hidup saya, dan
terkadang saya menyesali kenapa waktu begitu cepat berlari, meninggalkan masa-masa
yang seandainya saya memiliki lorong waktu, maka saya pasti akan kembali.
Iya,
saya pernah tidak bersyukur atas usia yang telah diberikanNya sampai sejauh
ini. Saya pernah merasa ingin kembali, supaya bisa mengulang masa-masa itu
bahkan dengan lebih baik lagi.
Dan
Tuhan selalu punya cara untuk mengingatkan hambaNya yang sedang lupa. Pun
dengan saya. Di usia yang seharusnya saya sudah mulai berjalan menuju
kenyamanan, saya justru terperosok kebawah. Jauh. Dan dalam.
Ketika
itu hanya merasakan kegelapan tanpa tahu ke mana harus melangkah. Beruntung,
Tuhan sudah menyiapkan cahaya untuk saya. Dan itu adalah anak-anak.
Iya,
merekalah saat itu yang menjadi lentera hati, yang menjadi matahari. Merekalah
yang kemudian menuntun jalan saya, tertatih-tatih untuk kembali.
Bukan,
bukan kembali ke masa-masa yang terhebat itu, tapi kembali ke masa terakhir
sebelum saya terperosok jatuh.
Dan
ketika saya sudah kembali, saya segera mendapati bahwa saya semakin menua. Saya
menghabiskan banyak waktu percuma sebelum-sebelumnya.
Saya
membuang banyak waktu untuk menyesali keadaan, membuang banyak waktu untuk
pikiran-pikiran konyol ingin kembali masa-masa terhebat, membuang banyak waktu
dengan hanya diam saja dan menyaksikan dunia berputar di sekeliling saya.
Lalu
saya mulai berfikir bahwa saya harus bangkit dan berubah. Jika saya tidak bisa
kembali ke masa-masa terhebat itu lagi, maka setidaknya saya akan menjalani
sisa usia dengan bahagia.
Langkah
awal saya adalah melihat sekeliling lalu mensyukurinya. Tak disangka, langkah
ini menimbulkan secercah bahagia dalam hati saya. Lalu saya menjadi lebih
santai dalam menjalani ritme kehidupan berikut kerikil-kerikil tajam yang menyertainya.
Langkah
selanjutnya adalah menghidupkan kembali potensi diri yang sudah lama mati suri.
Ini membuat saya menjadi lebih bergairah menjalani kehidupan. Langkah ini
membuat saya kembali memiliki banyak teman sekaligus membuat diri terasa lebih
berarti.
Dari
dua langkah ini saja sudah membuat saya merasa menjadi pribadi yang berbeda.
Menjadi lebih bersemangat, percaya diri, dan ramah. Ya, saya merasa bahagia
sekarang. Bukan karena sudah mendapatkan segalanya, tapi karena berusaha
mensyukuri apa yang sudah saya dapatkan.
Lebih
banyak tersenyum dan bersyukur membuat saya merasa lebih cantik sekarang. Memang
saya tak lagi muda. Masa depan pun tak lagi membentang luas di depan mata. Namun
semangat saya kembali sama. Bahkan lebih bermakna, karena sekarang saya akan
mewujudkan mimpi-mimpi bersama anak-anak saya. Cahaya-cahaya saya.
Matahari-matahari saya.
Oh
ya, mimpi-mimpi saya rasanya juga sudah mulai bergeser. Tidak lagi tinggi dan ‘cetar’ seperti dulu. Tapi lebih kepada
kebahagiaan orang-orang di sekeliling saya. Dan bagaimana membuat hidup ini
menjadi jauh lebih bermakna.
Saya
merasa lebih mantap melangkah. Saya tahu apa yang saya inginkan, dan saya tahu
bagaimana harus berjalan untuk mendapatkannya. Dan saya tahu, saat ini saya
kembali mendapatkan masa-masa terhebat. Bahkan masa-masa terhebat yang
sebenar-benarnya. Dan saya sedang berada di usia cantik yang sebenar-benarnya.
Tentu
ada beberapa langkah tambahan untuk terus mengoptimalkan usia cantik saya. Selain
mempercantik jiwa dengan terus dan terus mendekatkan diri kepada Tuhan, saya
juga mempercantik tampilan luar dengan lebih rajin merawat kulit, terutama
kulit wajah.
Karena
memang tak bisa dipungkiri bahwa kulit wajah saya tidak lagi seperti dulu. Jadi
perlu perawatan yang lebih ekstra agar kecantikan yang sudah terpancar dari
dalam akan semakin lengkap dengan pancaran cantik dari luar.
Dan
saya merasa lebih cantik sekarang. Merasa cantik di usia cantik.
“Lomba blog ini diselenggarakan oleh BP Network dan disponsori oleh L’Oreal Revitalift Dermalift.”
Lebih mantap melangkah di usia cantik bersama lentera-lentera hati. |
Hihi agaknya aku lg berada di msa2 penuh ambisi kek yang mb ceritakan di paragraf awal..
BalasHapusNamun seiring sejalan, mau ga mau kita menua juga ya mb
Umur boleh brtambah, namun jiwa harus selalu semangat seperti layaknya gadis belasan tahun hehhe
cantik, Mbak ^_^
BalasHapussanggat cantik mba.
BalasHapusJual mobil bekas Suzuki OLX