Beberapa
waktu lalu saya mengobrol dengan Raki tentang minatnya di pelajaran tertentu
dan pertanyaan kenapa dia harus mempelajari banyak hal di sekolah padahal
sebenarnya hanya ingin belajar 1 hal saja.
Minatnya
memang sudah tampak sangat menonjol sejak kecil. Begitu bersemangat ketika
belajar tentangnya, dan sebaliknya, tampak begitu tertekan ketika harus belajar
yang lainnya.
Sempat
kepikiran juga sih akhirnya. Iya ya... untuk apa sih dia mempelajari hal-hal
yang tidak sesuai dengan minatnya? Kenapa dia tidak fokus mempelajari apa yang
dia sukai saja, supaya hasilnya lebih maksimal?
Ya tapi
bagaimana, nggak mungkin juga mengharapkan sekolah merubah sistem hanya demi
Raki seorang yekan...
Yang ada ya
Raki yang harus menyesuaikan diri.
Lagi pula
mempelajari banyak hal bukan sesuatu yang buruk juga sih. Saya bilang ke Raki
bahwa dia tetap bisa fokus dengan pilihannya, tapi alangkah baiknya jika dia
juga mempelajari hal lainnya juga.
Karena
kelak, kita tak pernah tahu bidang apa yang akan menjadi pintu rezekinya. Bisa
jadi apa yang dia sukai saat ini sebetulnya bukanlah pintu rezeki yang
disediakan Allah untuknya.
Menyukai
suatu hal bukan berarti lalu menutup mata terhadap hal yang lainnya, karena siapa
tahu kan, hal lain itu justru bisa menjadi penunjang bakat dan minat yang sudah
dimiliki.
Sebenarnya
sih Raki tidak masalah jika harus mempelajari banyak hal di sekolah. Yang jadi
masalah adalah: ketika kemudian dia tidak ‘pandai’ di salah satu bidang dan
kemudian gurunya menganggap dia bukan termasuk anak yang pintar. Tanpa melihat
kepintarannya di bidang yang lain. Gimana ya... itu rasanya... tidak adil.
Ya tapi itu
dulu sih, hehe.... waktu dia masih SD. Sekarang masa-masa itu sudah berlalu,
Alhamdulillah.
Sekarang
saya tinggal mendorongnya untuk mulai ‘membuka diri’ terhadap banyak bidang
lain yang diajarkan di sekolah. Karena siapa tahu kan jangan-jangan dia itu
sebenarnya multitalenta. Jangan-jangan sebenarnya dia berbakat di bidang yang
selama ini tak pernah disangka-sangka.
Semoga Raki
(dan anak-anak lain yang memiliki problem yang sama dengannya) tetap semangat
ke sekolah. Siap menghadapi dan mempelajari berbagai hal. Berhenti menganggap
bahwa sekolah hanya membuat usianya terbuang percuma.
InsyaAllah
tidak akan ada ilmu pengetahuan yang sia-sia.
luar biasa kak..
BalasHapusInvestasi Saham Mayora
betul , seperti aku ya tak menyangka aku bisa menulis padahal dulu lagi sekolah gak pernah namanya suka menulis, tapi mungkin ada bakat yang terpendam dan muncul setelah diasah
BalasHapusKalau temenku saat menyadari anaknya berbakat di satu bidang dia nggak memasukkan anaknya ke sekolah umum. Setelah lulus SD dia asah bakat anaknya dengan kursus ini itu dan home schooling. Sayangnya aku gak berani kalau seperti itu. Meskipun anakku ada minat di bidang tertentu biarlah dia belajar yg lain juga
BalasHapus