Sejak
kecil, saya adalah penyuka pink. Entah ada hubungannya atau tidak dengan jenis
kelamin, tapi yang saya tahu, orang-orang di sekeliling saya seperti sengaja mendeklarasikan
pink sebagai warna perempuan.
Hingga
beranjak remaja, image pink sebagai warna perempuan semakin melekat kuat dalam
pemikiran saya.
Kalau ada
teman laki-laki yang memakai atribut yang ada nuansa-nuansa pink-nya, langsung
dicibir-cibir, “Iiiihhh. Masa cowok pake pink siihhh...” hahaha... betapa saya
se-rese itu dulu.
Ketika
sudah punya anak dan pemikiran mulai dewasa (((DEWASA))), saya lalu berpikir
bahwa, kenapa ya hanya masalah warna saja harus dibeda-bedakan berdasarkan
gender? Bagaimana kalau misalnya ada seorang pria yang suka dengan warna pink,
apa kemudian dia harus menyembunyikan seleranya tersebut supaya tidak
ditertawakan saya orang? Ya kan kasihaannn......
Bukankah
akan lebih baik kalau semua warna itu milik semua orang? Tidak harus
dikotak-kotakkan bahwa pink atau ungu adalah atribut perempuan sedangkan hitam
atau biru adalah atribut laki-laki?
Lalu saya
sok-sok-an bikin gebrakan dengan cara: membelikan kotak makan warna pink untuk
Kak Raki kecil. Wakakaka.... duh kasihan... maafin Mama ya Kak... :D
Kemudian
kotak makannya dibawa ke sekolah, dan pulangnya dia ngadu dong, “Ma, kata Miss,
‘kok kotak makannya pink?’ begitu...”
Tapi saya
masih bertahan membawakan Kak Raki kotak bekal itu ke sekolah. Pikir saya,
bukankah setiap gebrakan baru selalu
butuh perjuangan? Ya tapi saya lupa bahwa di sini yang berjuang bukan
saya, tapi si Kakak, bahahaha.....
Tapi
perjuangan itu tidak bertahan lama sih, karena pada akhirnya si Kakak
terpengaruh juga dengan ‘aturan’ pemisahan warna berdasarkan gender yang dianut
oleh masyarakat, dan bersikeras tidak mau lagi membawa kotak bekal pink-nya. Ya
sudah sih, saya juga tidak memaksa. Hanya seringkali bertanya-tanya: dia tidak
mau warna pink itu apa karena benar-benar tidak suka atau karena hanya
terpengaruh lingkungan?. Karena kalau misalkan sebenarnya dia suka pink, tapi
kemudian terjebak oleh ‘aturan’ yang mengatakan bahwa pink hanya milik
perempuan... ya kan kasihan ya.. seleranya jadi terpenjara, duh.....
Dan tidak
memiliki anak perempuan membuat saya harus mengucapkan salam perpisahan dengan
segala pernak-pernik berwarna pink yang sebetulnya saya sangat suka. Huh, saya
benci ‘aturan’ perbedaan dan pembagian warna ini.
Tapi saya
segera merasa cerah ceria ketika keponakan perempuan saya lahir dan dia
sukaaaaa dengan segala yang berwarna pink :D
Bahkan
sekedar jajan pop ice atau susu kotak pun dia akan memilih warna pink. WOW sungguh keponakan yang sangat manis ^_^
Princess Pink, keponakan kesayangan. |
Dan pada akhirnya
‘semua warna milik semua orang ‘ itu
memang hanya ada dalam angan-angan saya saja. Siapa saya, berusaha merubah
‘tradisi’ yang sudah mengakar begitu kuat dalam masyarakat bahkan sebelum saya
lahir? :P
Dan saya
bersyukur karena terlahir perempuan. Dengan begitu saya tidak perlu
menyembunyikan bahwa saya suka warna pink. Atau mungkin seandainya saya terlahir
menjadi laki-laki, saya menjadi tidak suka pink, sehingga tidak perlu
repot-repot menyembunyikannya?
Jadi
sebenarnya antara pemilihan warna dan jenis kelamin ini memang ada hubungan
psikologisnya atau bagaimana sih? Mungkin jika ada temans yang psikolog bisa
menjelaskan ya, hehe.....
Duh,
maafkan kalau postingan ini sangat tidak berfaedah ^_^
Selamat
hari Selasa, terima kasih sudah membaca ^_^
Ada kali ya soalnya kalau laki2 dipakein pink itu agak gimana gitu. Nggak apa paka warna lain asal jangan pink deh wkwk
BalasHapusMungkin stereotype masyarakat yang sudah melekat bahwa pink itu warna cewek. Mungkin karena warnanya lebih cerah dan terkesan manis jadi lebih cocok untuk image perempuan mba. Padahal sah-sah aja sih cowok pakai warna pink :D
BalasHapusAnak saya yang cewe tadinya juga Pink Lover.
BalasHapusSegala sesuatu maunya warna pink.
Mungkin karena dari awal saya sebagai Maminya selalu pilihin warna pink kali ya. Entahlah..
Tapi lama2 kayaknya bosen juga dia.
Sekarang udah mau warna apa aja.
Aku suka putih. Aku rasa putih juga identik dengan wanita kalem... seperti aku hahahaha.....
BalasHapusPink juga suka sih.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuswah merah bagus gan :D
BalasHapusBisnis Waralaba
Aku perempuan malah kurang suka warna pink mbak.. hahaha
BalasHapusTapi nama nya selera, ya mau gimana. wkwkkw
Yah,, udah tradisi ya mbak, kalau pink untuk perempuan, padahal nggak ada aturan nya ya.. tapi sudah mengakar kuat di masyarakat sih. mau gimana lagi...
BalasHapusKlo enaknya jadi cewe, semua warna bisa masuk (as standardisasi masarakat kita), even itu biru abu item...lah klo cowo ga ya (lagi2 berdasarkan standardisasi tadi)
BalasHapusHmmm dpbragan yang digagalkan oleh guru si kecil ndiri ya hahaaa
Tapi ya gitu mb, seringkali anak memang masih sering terpengaruh lingkungan dg cepatnya walo kita ga tau sebenernya ketidaknyamanannya dengan warna yang cenderung feminin tadi apakah benar2 dari lubuk hati atau hanya terhalang stereotype tadi
ayo buruan coba klik DISINI banyak yang menarik loh
BalasHapus