gambar dari Pixabay |
Beberapa
waktu lalu di beranda FB saya sempat ada sedikit perdebatan antara para pemilik
toko pakaian VS para pengunjungnya.
Dimulai
dari curhatan salah satu pengunjung yang merasa tersinggung saat datang ke
sebuah toko pakaian, yang ternyata di toko tersebut diharuskan melepas alas
kaki, sementara si pengunjung tersebut mungkin tidak sadar akan peraturan itu. Memasuki
toko dengan tetap menggunakan alas kaki, dan kemudian mendapat sindiran dan
nyinyiran dari salah satu pegawai di toko tersebut yang membuatnya merasa
tersinggung.
Postingan
itu menjadi sangat ramai. Ratusan orang berkomentar mengungkapkan pendapat dan
opininya masing-masing.
Kebanyakan
ya para pemilik toko yang menerapkan aturan melepas alas kaki saat masuk ke
tokonya, dan para pembeli yang pernah merasa tersinggung karena
disindir/dinyinyiri karena mungkin tidak ngeh
jika harus melepas alas kaki, dan masuk ke toko dengan tetap memakai alas kaki.
Bisa
ditebak ya, akhirnya terjadi perdebatan yang cukup ‘seru’.
Jadi saling
serang di antara 2 kubu. Meskipun yang netral juga banyak sih.
Saya tidak
ikut berkomentar, karena paling malas saja sih nimbrung di tengah suasana panas
seperti itu.
Saya punya
warung kecil di rumah. Karena setiap hari dipel, kadang-kadang ada pembeli yang
melepas alas kakinya sebelum masuk ke warung saya.
Biasanya
buru-buru saya persilahkan untuk memakai alas kakinya kembali sih. Ada yang
nurut dan memakai kembali alas kakinya, ada juga yang keukeuh tetap mau melepas
alas kakinya.
Kalau bagi
saya, toko/warung adalah tempat umum yang bukan tempat ibadah. Jadi ya
sewajarnya alas kaki tetap dipakai.
Tetapi,
memang ada toko-toko tertentu yang membutuhkan lantai tetap bersih karena
meletakkan barang-barang dagangannya di lantai.
Atau
toko-toko pakaian yang menjual gaun-gaun, gamis, ataupun mukena yang menjuntai panjang
hingga menyentuh lantai.
Nah,
toko-toko yang seperti ini memang membutuhkan lantai yang selalu bersih agar
barang dagangan mereka tidak kotor.
Meskipun
saya beranggapan bahwa toko/warung itu adalah tempat umum yang mana sewajarnya
alas kaki tetap dipakai, namun saya bisa memahami bahwa ada beberapa toko yang
memang membutuhkan lantai yang tetap bersih.
Nah,
terkadang yang jadi masalah adalah: sering ada pegawai/pemilik toko yang
langsung melirik dengan sinis sampai menyindir saat ada pengunjung yang mungkin
tidak sadar dan tetap memakai alas kakinya saat masuk ke dalam toko.
Ini yang
kemudian membuat beberapa pengunjung ada yang tersinggung dan kemudian balas
melemparkan kata-kata pedas.
Ada baiknya
sih, apabila pengelola toko menegur dengan halus, sopan, dan ramah apabila ada
pengunjung yang memakai alas kakinya masuk ke dalam toko. Karena ya mungkin
memang mereka benar-benar tidak tahu kan?
Kalau
ditegur dengan baik-baik dan sopan, pasti reaksi mereka juga akan jauh lebih
baik, daripada disindir atau dilirik dengan sinis, yang kemungkinan malah akan
membuat mereka tersinggung dan kita akan kehilangan pelanggan.
Jadi ya
sebaiknya saling memahami saja sih ya, di antara kedua belah pihak. Karena
sesungguhnya, pembeli dan penjual adalah sepasang partner bisnis yang saling
terikat dan membutuhkan.
Ada baiknya
meminimalisir perselisihan, supaya kegiatan jual beli tetap lancar,
menguntungkan, dan memuaskan kedua pihak.
Selamat
menjalankan ibadah puasa. Semoga selalu diberi kelancaran, dan selalu jaga
kesehatan ya... ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar