Hadiah Kejutan Dari Suami, Yay Or Nay?

Seringkali saya merasa di buat iri oleh beberapa postingan teman di sosial media yang sedang berbunga-bunga karena baru saja mendapatkan kejutan manis dari suami tercinta.

Ada yang mendapatkan kejutan liburan, perhiasan, sampai perlengkapan dapur berwarna pink dan ungu (ya ampun, itu kan warna-warna kesukaan saya...).

Suami saya memang bukan tipe-tipe romantis pemberi kejutan semacam itu. Dari ketika masih berstatus pacaran, saya belum pernah sekalipun mendapatkan kejutan manis darinya.

Masih ingat betul, bagaimana perasaan saya dulu ketika teman-teman satu kos mendapatkan kado dari pacar masing-masing ketika ulang tahun atau valentine (iya, ketika itu masih suka valentine-valentinan, hihihi...), dan saya tidak mendapatkan apapun dari pacar (sekarang suami). Rasanya tuh... pingin gigitin bantal. Hehehe.....

Sahabat-sahabat saya menyarankan supaya saya yang mulai duluan. Kata mereka, tipe-tipe seperti suami saya ini adalah tipe yang harus dipancing duluan, hihi... jadilah saya beberapa kali menyiapkan kado kejutan untuknya.

Reaksinya sih terlihat senang. Bahagia gitu. Tapi saya tunggu-tunggu kejutan balik darinya, kok... adem ayem saja. Zonk deh, hahaha....

Tapi ya waktu itu saya gak protes sih. Gengsi-lah, kan masih pacaran. Pas sudah menikah baru saya sering misuh-misuh, kenapa saya gak pernah dapat hadiah kejutan seperti istri-istri lain?

Dan pintar saja pak suami ngelesnya. Katanya dia memang tidak suka memberikan kejutan-kejutan semacam itu. Dia sukanya mengajak saya langsung membeli barangnya. Supaya saya bisa memilih sendiri bentuknya, bahannya, warnanya, dst dsb....

Iya, betul juga sih, kalau pak suami mau membelikan saya baju, tas, buku, atau sepatu, maunya saya harus ikut. Takut tidak sesuai dengan selera saya katanya.

Tapi kaaaannn... saya jadi tidak pernah merasakan sensasi di beri hadiah kejutan. Asli lho, saya benar-benar penasaran bagaimana rasanya. Bahkan rasanya saya rela kalau ternyata barangnya tidak sesuai dengan selera saya. Yang penting dapat kejutan.

Dan lagi, bukannya seharusnya suami tahu ya selera istrinya? Hadeehhh... semakin dipikirin jadi semakin laper, eh, baper.

Dan karena setiap masalah kecil yang tidak dituntaskan akan semakin membesar, maka beberapa waktu yang lalu saya sempat membicarakan ini berdua suami.

Dan dia tetap pada pendiriannya. Kalau membelikan apa-apa untuk saya, saya harus ikut. Biar nggak kecewa. Tak usahlah kejutan-kejutan segala, seperti ABG saja. Begitu katanya. Huuhuuhuuu....

Kalau masalah selera, sebenarnya dia sudah hapal juga sih selera saya. Saya tuh sukanya yang ungu, pink, atau warna-warni centil sekalian. Berbunga-bunga, girly, blink-blink... norak lah pokoknya, hahaha.... dan justru itulah katanya yang membuatnya bingung jika hendak membeli barang untuk saya, tanpa saya. Katanya selera saya terlalu random, membuatnya bingung, muehehehe.....

Jadi, kejutan dari suami.. yay or nay? Kalau saya sih tetep yay. Pak suami tetep nay. Hiks... *ngrikitin sprei...