Kucing
adalah binatang kesayangan Rasulullah ya temans, saya pernah mendengar kisah
tentang Mueeza, seekor kucing milik Nabi yang ketika itu sedang tidur terlelap
di atas lengan jubah milik Nabi.
Saat
Nabi hendak mengambil jubahnya, beliau tidak tega mengganggu Mueeza, akhirnya
Nabi pun memotong bagian lengan yang sedang ditiduri Mueeza.
Saat
Nabi kembali ke rumah, Mueeza terbangun dan merunduk sujud kepada Nabi. Dan
sebagai balasan, Nabi pun mengelus lembut tubuh Mueeza sebanyak 3 kali.
Nabi
juga selalu membawa Mueeza di pangkuannya ketika sedang menerima tamu. Salah
satu sifat Mueeza yang Nabi sukai adalah
dia selalu mengeong ketika mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya
terdengar seperti sedang mengikuti lantunan adzan.
Sebelum
mendengar kisah inipun, saya memang sudah berusaha menyukai kucing. Saat masih
kecil, tetangga yang juga sahabat saya memiliki seekor kucing yang begitu
disayanginya. Otomatis saya pun berusaha untuk ikut menyayangi kucing itu
karena tetangga saya tersebut selalu melibatkan kucingnya dalam setiap
permainan yang kami lakukan.
Saya
bilang, saya berusaha menyukai dan menyayangi kucing. Iya, saya berusaha. Tapi
kenapa ya, saya tidak bisa sepenuh hati. Saya tidak benci sih dengan kucing,
hanya tidak begitu suka dan sedikit geli saja.
Sekedar
gambaran bagaimana hati saya tidak bisa dekat dengan binatang imut ini adalah:
dulu ketika masih kecil, adik saya memiliki seekor kucing. Bapak saya
membuatkan tempat tidur untuk si kucing dari kotak sepatu yang dilapisi
tumpukan kain yang nyaman dan hangat. Kotak sepatu itu diletakkan di dapur.
Pada
suatu malam, tiba-tiba saya terbangun karena merasa kucing itu naik ke tempat
tidur dan berjalan di atas kepala saya. (saya pikir) saya melihat dengan jelas
kucing itu menyelinap ke balik selimut. Saya langsung melompat bangun dan
menggedor-gedor pintu kamar orang tua saya.
Ibu
lalu mengajak saya ke dapur, dimana ada pintu yang memisahkan antara dapur dan
ruang makan. Pintu itu selalu ditutup setiap malam dan dikunci dari arah ruang
makan. Ibu menunjukkan pintu yang masih terkunci dari arah ruang makan.
Bagaimana mungkin si kucing bisa masuk ke kamar saya?
Saat
saya mulai bimbang, Ibu lalu membuka pintu dapur dan menyuruh saya melihat
kotak sepatu. Kucing itu masih terbaring nyaman di sana. Membuka sebelah
matanya karena merasa terganggu dengan kedatangan saya, lalu kembali
melanjutkan tidurnya.
Untuk
memastikan, Ibu lalu membuka selimut di atas tempat tidur saya dan menunjukkan
pada saya bahwa tak ada kucing di sana.
Jadi
kenapa saya bisa berhalusinasi dengan sangat nyata bahwa kucing itu naik ke
atas tempat tidur saya? Kalau kata keluarga saya sih, itu karena saya sangat benci
pada kucing adik saya, yang secepat kilat saya sanggah bahwa saya tidak
membenci si kucing. Namun jauh di lubuk hati, saya mulai menyadari bahwa saya
memang tidak bisa menyukai binatang kesayangan Nabi tersebut.
Ketidak
sukaan saya terhadap kucing mulai semakin terasa ketika saya sudah menikah dan
memiliki rumah sendiri. Dulu, hampir setiap pagi saya selalu disambut dengan
pipis dan pup kucing di lantai teras. Jadi setiap malam pasti ada saja kucing
yang entah pipis atau pup di teras saya. Dan saya harus membersihkannya hampir
setiap hari sodara-sodara.......
Dan
kejadian berikut ini membuat saya benar-benar trauma dan phobia terhadap
kucing.
Suatu
hari saya sedang duduk santai di lantai sambil menikmati semangkuk es buah yang
segar dan nikmat. Tiba-tiba terdengar bunyi geradak geruduk dari atas plafon.
Suara kucing yang sedang bertengkar dan berkejar-kejaran. Perasaan saya sudah
tidak enak sebenarnya. Saya bermaksud untuk bangkit dan pindah ke tempat lain
ketika tiba-tiba saja terdengar suara yang begitu keras dan seekor kucing
gendut jatuh dari atas plafon menimpa saya dan es buah saya. Kontan saya
menjerit-jerit histeris sampai suami dan anak-anak berlari menghampiri saya
dengan panik.
Plafon
jebol. Kucing gendut itu juga terlihat panik dan berlari memutari ruangan
dengan heboh. Dan yang membuat saya ternganga tak percaya adalah: kucing
tersebut berlari sambil pipis...! tentu saja pipisnya itu tercecer di
mana-mana. Di bufet, di meja, dan di gorden.
Jadi
sepertinya, semakin saya mengakui bahwa saya tidak suka kucing, kucing-kucing
itu jadi semakin berulah mengerjai saya, hehe....
Lalu
saya berusaha sekuat tenaga untuk men-setting hati ini supaya bisa menyukai
kucing. Dan, kucing-kucing itu sekarang sudah tidak pernah lagi pipis dan pup
di teras rumah saya. Horeee...
Benarkah
karena settingan hati saya? Entahlah. Yang pasti, suami saya sudah menutup rapat
seluruh pagar rumah dengan fiberglass, sehingga kucing sudah tidak bisa lagi
masuk ke teras saya, hihihi....
Kalau
yang dari plafon, setelah kejadian pertama yang membuat saya trauma itu, masih
ada beberapa kali lagi kucing terjatuh dari plafon, untungnya tidak kembali
menimpa saya, hehe... kata suami, plafon kami memang sudah rapuh, jadi gampang
jebol kalau ada kucing besar yang berlari-larian di atas sana. Nanti kalau
sudah cukup dana kami akan mengganti seluruh plafon dengan yang baru.
Untuk
sementara ini, kalau temans main ke rumah saya, jangan kaget ya, melihat plafon
rumah yang bolong-bolong, hihihi...........
gadeeuuuwwh ngeri...saya takut kucinggg
BalasHapusDulu, saya pernah melihara kucing. Tapi sekarang tidak, karena saya sangat sibuk gak bisa ngurus kucing lagi. Dari pada kasihan, jadi saya kasihkan ke sepupu yang suka pelihara kucing juga.
BalasHapusKalau di rumah saya, bukan plafon yg bolong, tapi sofa, hihihi
Plafon bolong karena kucing, sudah hal lumrah.
BalasHapusAku dulu suka dengan kucing, kalau tidur ikut disampingku.
Tapi sayang, kucing itu nakal ,suka makan anak ayam. Sama pamanku dibuang ke kali dengan dimasukin kedalam karung. Sadis ya ?
Dan saat ini aku kurang suka dengan kucing ,karena ditempatku terlalu banyak kucing, sampai dimana-mana bau eeek dan air kencing kucing. Kualahan deh !
Kadang suka makan ikan emas yang dikolam.
Saya suka kucing, tapi sampai sekarang belum berani menggendong. Jadi paling ngelihatin aja kucing-kucing yang berkeliaran dekat rumah :)
BalasHapusaslinya saya suka kucing, binatang ini sangat lucu. tapi berhubung lingkungan tempat tingal saya banyak yang tidak suka akhirnya gak bisa peliharabinatang ini dirumah
BalasHapusKalau kucing dirumah saya, suka gangguin orang tidur he...kalau subuh suka bangunin.. heran sama anak istri saya ga bangunin
BalasHapus