Belakangan ini, Rafka suka sekali memutar balikkan perkataan yang pernah saya lontarkan padanya.
Jadi, dia itu sering meminta tolong untuk sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukannya, seperti mengambilkan remote TV, mainan, dan sebagainya.
Dan saya sering berkata: “Dedek bisa mengambil sendiri kan? Kalau bisa mengambil sendiri, jangan minta tolong. Kecuali kalau Dedek sedang sakit dan tidak bisa mengambil sendiri, baru minta tolong.”
Nah, pada awalnya semua berjalan baik-baik saja sih. Rafka sudah jarang meminta-minta tolong untuk hal-hal mudah yang bisa dilakukannya. Sampai pada suatu hari ketika saya meminta tolong padanya untuk melakukan sesuatu, dia menjawab dengan santainya, “Mama bisa sendiri kan? Kalau bisa, ya jangan minta tolong. Kecuali kalau Mama sedang sakit, baru minta tolong...”
GUBRAAKK.... saya sampai terbengong-bengong tak percaya mendengarnya bicara begitu. Pikir-pikir.... kayak pernah dengar kalimat begitu, tapi di mana yaakk... (lol)
Di lain waktu, ketika dia kembali melontarkan jawaban seperti itu, saya memberikan jawaban balik yang (menurut saya) cukup jitu, “Dedek nggak lihat tadi? Mama kan habis cuci piring, nyapu, ngepel. Mama capek, makanya Mama meminta tolong.”
Oke, sepertinya dia mengerti dan mau melakukan apa yang saya suruh. Dan tahukah apa yang terjadi beberapa waktu sesudahnya? Dia kembali meminta tolong untuk sesuatu yang sangat mudah. Dan dia akan menambahkan dengan kata-kata: “Dedek kan habis main Ma. Sampai keringetan dan ngos-ngosan begini. Dedek capek, makanya minta tolong.”
GUBRAK lagi..... temans, mohon sarannya dong. Apa yang harus saya lakukan untuk ini? Sementara ini sih saya memberikan jawaban begini: “Kalau Dedek nggak main, semua masih baik-baik saja. Jadi kalau Dedek merasa capek habis main, ya sudah.. tidak usah main. Nah kalau Mama, biarpun capek, Mama tetap harus cuci piring, nyapu, dan ngepel. Kalau tidak, nanti rumah kita kotor. Dan Dedek nggak bisa makan karena nggak ada piring dan sendok bersih. Jadi mendingan, kalau main bikin Dedek capek, nggak usah main saja ya? Di rumah saja nonton TV atau belajar.”
Sepertinya sih saat ini dia sudah cukup paham perbedaan antara capeknya saya dan capeknya dia, dan sudah mau lagi kalau disuruh-suruh plus jarang minta-minta tolong (mungkin takut kalau ujung-ujungnya tidak saya bolehkan main hehe). Tapi tetep sih, saya masih kuatir saja kalau suatu saat nanti saya ngomong apaaaa lagi gitu yang tiba-tiba akan merubah kembali pemikirannya, hehe...
Temans, sharing yuks ^_^
Jangan dibilangin kek gitu mak dicari aja jawaban yg lain, pokoknya sebisa mungkin kalimat kita gak jadi boomerang hehehe
BalasHapusya ampun lucunyaaaaa :D hihiii. Anak-anak memang mesin fotokopi orangtuanya banget ya maaak. Hihii
BalasHapusHehe, putrane pinter. Kalau saya jarang nyuruh sih, jadi malah saya balik kalau ada yang minta tolong. "Kan mami apa2 sendiri."
BalasHapusLucu banget dedek Rafka hahaha.. Aku mau kasih saran tapinya beloman pengalaman punya anak jadi nggak tau Mba harus gimana :))
BalasHapusnice
BalasHapusmantap
BalasHapusdonasi konsumen