Translate

Minggu, 24 Agustus 2014

SAKIT GIGI


Dari pada sakit hati, lebih baik sakit gigi ini….

Ada yang masih ingat lirik lagu dangdut jadul ini? Kalau saya, entah kenapa, tidak pernah lupa. Mungkin karena saya selalu saja merasa tersindir setiap kali mendengar lagu itu dinyanyikan.

Ya. Sedari kecil, saya memang sudah begitu akrab dengan yang namanya sakit gigi. Dan saya benar-benar menentang keras kata-kata dalam lirik lagu tersebut. Karena bagi saya, jauh lebih baik merasakan sakit hati dari pada harus merasakan sakit gigi.

Pernah lho, saya merasakan sakit gigi yang begitu luar biasa tepat ketika seorang sahabat semasa SMA datang berkunjung ke rumah saya. Alhasil, segala senyum, tawa, dan kegembiraan yang saya pamerkan semuanya hanyalah palsu belaka. Karena yang sebenarnya saya inginkan adalah, teman tersebut segera pulang dan saya bisa bebas mengaduh-aduh karena sakit gigi yang rasanya semakin menyiksa saja.

Apa daya, teman tersebut tidak memahami penderitaan saya (karena saya memang berusaha untuk tidak menampakkannya sih…). Dia terus saja bercerita ngalor-ngidul tentang kenangan masa-masa indah di SMA dulu. Sementara saya terus saja berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja.

 Gambar diambil dari sini
Dan ketika akhirnya teman saya pulang, saya sudah tidak lagi mengaduh-aduh seperti keinginan semula. Saya menangis! Benar-benar menangis meraung-raung seperti anak kecil sampai tanpa sadar memanggil-manggil ibu saya segala!

Bagi yang jarang-jarang diserang sakit gigi mungkin akan menganggap saya lebay dan kekanak-kanakan. Tapi sungguh, sakit gigi itu benar-benar sanggup memunculkan berbagai efek buruk berikut segala kemungkinannya.

Bersahabat dengan sakit gigi membuat saya memiliki cukup banyak referensi pengobatan dari yang cukup masuk akal sampai yang benar-benar tidak bisa diterima nalar.

Berkunjung ke dokter gigi, berkumur-kumur air garam, sampai mencoba-coba berbagai pengobatan tradisional sudah begitu lekat dengan kehidupan saya.

Ada sebuah pengobatan tradisional yang sampai sekarang tidak bisa saya lupakan. Bukan karena keampuhannya, melainkan karena sensasinya yang masih saja membuat saya bergidik tiap kali membayangkannya.

Ketika itu saya masih duduk di bangku SMA. Keluarga besar kami sedang berkumpul di rumah nenek saya di desa ketika sakit gigi tiba-tiba kembali menyerang. Salah seorang paman lalu mengajak saya mengunjungi seseorang yang katanya pasti akan mampu menyembuhkan sakit gigi saya. Mungkin karena saya masih polos, atau karena sudah tidak sabar untuk segera mengenyahkan rasa sakit pada gigi, saya menurut saja tanpa banyak bertanya.

Paman mengajak saya ke rumah seorang nenek, tidak jauh dari rumah nenek saya. Dan saya benar-benar dibuat bergidik dengan aksi nenek tersebut mengambil seekor kecoak dari dalam stoples dan dengan begitu ringan membelah tubuh sang kecoak malang dengan kedua tangannya.

Saya ingin menangis sambil berlari pulang, tapi tidak enak hati dan hanya pasrah menahan jijik ketika nenek itu mengoles-oleskan isi perut sang kecoak di pipi saya. menurutnya, itu akan bisa membuat ulat-ulat penyebab sakit gigi akan tertarik keluar menembus pipi saya yang telah diolesi isi perut kecoak. Hah, benar-benar tidak bisa diterima nalar kan?

Dan entah karena sugesti atau apa, beberapa saat kemudian sakit gigi saya memang benar-benar hilang. Mungkin alam bawah sadar saya yang memaksa supaya sakit gigi saya segera pergi. Supaya saya tidak perlu mengalami pengobatan menjijikkan itu kembali.

Setelah menikah, saya menemukan metode penyembuhan yang cukup menyenangkan.  Waktu itu, salah satu kakak ipar saya sedang berkunjung ke rumah ketika sakit gigi saya sedang kambuh. Lalu beliau menyarankan kepada saya untuk mencoba minum jus tomat. Dan karena jus tomat adalah salah satu minuman kegemaran saya, maka dengan senang hati saya mencoba sarannya tersebut. Dan Voila…. Sakit gigi saya segera menghilang. Penasaran, saya mencoba mencari informasi di internet tentang khasiat buah tomat untuk gigi. Dan hasilnya adalah, tidak ada hubungan apapun antara buah tomat dan gigi. Ada begitu banyak buah yang bagus untuk kekuatan dan kesehatan gigi. Tapi BUKAN buah tomat.

Mungkin, alam bawah sadar saya kembali bekerja, dengan memaksa sakit gigi saya segera pergi setelah saya minum jus tomat, karena cara penyembuhan ini yang memang benar-benar saya sukai.
                Gambar diambil dari sini

Terlepas dari apakah ada hubungannya atau tidak antara sakit gigi dengan tomat, sampai sekarang, jus tomat tetap menjadi andalan saya ketika sakit gigi datang menyerang.

8 komentar:

  1. Hahaha. .
    Serius, kalau lagi nyut2an giginya emang pinginnya di kamar. Enggak pingin ngomong apa2 ya. :D

    Oke, Jus Tomat Noted. :)

    BalasHapus
  2. hehe... kalo kata suami, sy cuma tersugesti aja sm jus tomat. karena itu penyembuhan yg paling enak :) makasih ya, sudah mampir :)

    BalasHapus
  3. waw ada salju di sini #gagalfokus :D

    BalasHapus
  4. hehe... biar serasa di eropaahh mbak. wah makasih lho, ada blogger sekaliber mbak Nunu berkenan utk mampir di marih :)

    BalasHapus
  5. idih isi perut kecoa kan bau sekali ...

    BalasHapus
  6. iya kali ya mbak saya udah lupa. yg saya ingat ketika itu cuma sekuat tenaga menahan jijik sambil menahan tangis xixixi... makasih ya udah mampir :)

    BalasHapus
  7. Kalau dahulu saya masih SD, tetangga ada yang sakit gigi. Pengobatan dr nenek (dukun kalee ya) dengan nanas bagian daun bonggolnya diolesin ke pipi (dihuwuk-huwuk alias dimantrai dahulu). Dari pipi keluar ulat. Memang gusinya mendadak sembuh
    Kalau saya
    Sakit gigi obatnya cukup parasetamol saja. Hehe

    BalasHapus