Translate

Senin, 17 Maret 2014

Temukan Bahagia dengan Syukur


Setiap orang pasti ingin bahagia. Tidak peduli kaya atau miskin, berkedudukan tinggi atau rendah, pintar atau bodoh, pasti menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Masalahnya, bahagia adalah sebuah bentuk abstrak yang tidak terlihat. Terkadang kita bahkan tidak menyadari apalagi merasakan bahwa kebahagiaan itu sebenarnya sudah ada dalam genggaman, kita masih saja terus berlari dan mencari, tidak jarang kita sampai tersesat jalan karena salah menentukan arah, tanpa mengetahui bahwa apa yang kita cari sebetulnya telah kita miliki.

Sebenarnya apa dan seperti apa sih bahagia itu?

Saya pernah berada dalam sebuah situasi yang ketika itu tidak dapat saya mengerti. Di mana ketika itu saya mudah sekali merasa kesal, marah, atau sedih disebabkan oleh banyak hal yang terjadi. Mulai dari nilai anak saya yang menurun, berselisih paham dengan orang tua, suami yang tidak mampu memahami dan segala macam permasalahan dalam kehidupan. Saya merasa stress, down, kehilangan semangat, dan seperti sedang berjalan di tengah kabut yang begitu tebal. Terus melangkah tetapi tidak tahu arah. Saya seperti serpihan spons di tengah lautan, terpental dan terombang-ambing dihantam gelombang. Tidak ada sesuatu yang sekedar dapat saya pegang, apalagi untuk dijadikan sandaran.

Dan ucapan panjang lebar seorang sahabat seperti menyentakkan kesadaran saya: “Pernahkah kamu bersyukur atas kesehatan yang Tuhan berikan untukmu dan anak-anakmu? Pernahkah kamu bersyukur atas kelengkapan dan kesempurnaan fisik yang Tuhan berikan untukmu dan anak-anakmu? Pernahkah kamu bersyukur karena masih diberikan nafas dalam setiap bangun tidurmu? Kenapa kamu tidak bahagia, itu karena kamu telah melupakan setiap tetes nikmat dan karuniaNya. Kalau kamu merasa tidak bahagia, maka mendekatlah padaNya, mengadulah padaNya, bersandarlah padaNya, dan berpeganganlah padaNya. Lakukanlah, dan kamu akan merasakan efeknya.”

Sedikit demi sedikit kabut yang menyelubungi kehidupan saya mulai terangkat ketika saya kembali mengingatNya. Bukan berarti segala permasalahan lalu selesai begitu saja, tetapi paling tidak, saya mulai dapat melihat sisi terang dari setiap masalah yang ada. Mulai dapat merasakan secercah bahagia ketika melihat si kecil tertawa, atau si kakak yang kegirangan karena berhasil menyelesaikan soal matematika. Sedikit demi sedikit, jiwa dan hati saya mulai menemukan kedamaian, bukan karena semua masalah selesai atau semua impian tercapai, tetapi karena saya mulai belajar mensyukuri setiap nafas yang saya hela, setiap hidayah yang saya dapat, dan setiap tetes kebahagiaan yang saya rasa.

Dan saya juga bersyukur telah dikaruniai sahabat-sahabat yang bisa menularkan kebaikan untuk saya, memberikan semangat, nasehat dan energy positif yang menguatkan.

Yuk kita bersyukur  karena syukur adalah  jalur ekspres untuk perjalanan kita dalam mencari bahagia.

1 komentar: